GROBOGAN(TERASMEDIA.ID)–Menanggapi mengenai banyaknya hewan ternak sapi milik masyarakat yang akhir-akhir ini terjangkit penyakit Lumpy Skin Disease(LSD) yang disebabkan oleh virus cacar (pox virus), Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Grobogan drh.Riyanto menyarankan agar masyarakat untuk tetap tenang dan tidak perlu resah.

Meskipun LSD ini penyakit yang cepat penularannya dan dampaknya cukup serius, namun yang penting kalau ternaknya bergejala seperti sapi tidak mau makan, mengalami luka dipergelangan kaki, sapi agak pincang kemudian munculnya seperti bintul-bintul biduran pada seluruh permukaan kulit, segera saja melapor ke petugas Disnakan Kabupaten Grobogan.

Kepala Disnakan Grobogan mengatakan, setelah mendapatkan pengobatan nanti ternak bisa tetap mau makan kembali untuk selanjutnya penyakit akan berangsur sembuh meskipun perlu waktu cukup lama.

“Mungkin tiga minggu hingga satu bulan baru benjolan dan bentul bentulnya itu hilang. Jadi cacar yang dikulit itu agak lama sembuhnya tetapi yang penting ternak sudah mau makan dan berdiri, Insya Allah nanti bisa sembuh,” kata drh. Riyanto.

Menurut drh. Riyanto, berdasarkan data perkembangan penyakit LSD pada Minggu (12/02/2023) telah tercatat mencapai 1.187 ekor sapi, kasus aktif 1.171, kasus baru 50, sembuh 8 dan mati sebanyak 8 ekor.

Untuk menghindari penularan, karana ini disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui gigitan serangga, lalat, nyamuk maupun kutu, diusahakan agar ternak tidak digigit lalat, nyamuk maupun kutu.

“Mungkin badannya dibaluri apa yang tidak disukai oleh lalat, nyamuk maupun kutu, ada tanaman-tanaman yang bisa mengusir nyamuk, kalau malam atau siang juga dibuatkan perapian bediang/pengasapan. Namun hati- hati jangan sampai menimbulkan kebakaran dan juga perlu menjaga kebersihan lingkungan kandang. Karena sumber lalat dan nyamuk berada di sekitar kandang. Biar tidak berkembang biak, oleh karena itu perlu disemprot rutin dengan disinfektan,”paparnya.

Pihaknya menyampaikan, bahwa pada saatnya nanti setelah vaksinya ada, tentunya Disnakan akan melakukan kegiatan vaksinasi LSD seperti yang sudah dilakukan belum lama ini.

“Jangan sampai nanti ada masyarakat yang justru menolak ternaknya tidak mau divaksin, karena satu- satunya pencegahan penyakit LSD, ya melalui vaksinasi,”ucapnya.

Salah satu upaya utama untuk mencegah penularan LSD dengan vaksinasi dan saat ini Disnakan masih menunggu kiriman vaksin dari Provinsi Jateng yang dahulu izin Bupati pada bulan Februari ini akan dikirim.

Namun hingga saat ini vaksin belum juga sampai. Padahal, pihaknya sudah sering menanyakan ke Provinsi.

“Mudah- mudahan dalam waktu dekat vaksinya sudah datang dan segera kami vaksinkan ke sapi milik warga, supaya nanti timbul kekebalan terhadap penyakit LSD,”harapnya. (ARF/SL)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini