HR Mastur Darori, SH., M.Si. dalam sebuah acara.(FOTO:TM/ Ndre)

KENDAL(TERASMEDIA.ID)-Rencana pembangunan fasilitas pengolahan daur ulang sampah plastik dan elektronik berteknologi modern di atas lahan seluas 2,5 hektar di Kabupaten Kendal yang akan menjadi fasilitas pengolahan sampah plastik terbesar di Asia Tenggara, mendapat apresiasi dari sejumlah pihak.

Salah satunya dari Ketua Dewan Pembina Gerakan Nasional Pemberantasan Korupsi(GNPK) Jawa Tengah, HR Mastur Darori, SH., M.Si.

HR Mastur Darori mengatakan, kunjungan kerja Bupati Kendal Dico M Ganinduto yang didampingi oleh Sekretaris Daerah Kendal, Sugiono ini, bakal membawa dampak yang luar biasa bagi kemajuan Kendal, karena nilai dari investasi yang mencapai Rp 700 miliar itu tidak sedikit.

Bahkan jika fasilitas pengolahan sampah dan elektronik berteknologi modern itu benar- benar terealisasi, akan menggerakkan ekonomi di Kabupaten Kendal khususnya masyarakat desa.

“Saya apresiasi atas terobosan Bupati Kendal, karena mampu menarik investasi senilai Rp 700 miliar dari Hong Kong,”kata HR Mastur Darori, Selasa(21/03/2023}.

Untuk itu, HR Mastur Darori meminta Bupati Kendal Dico M Ganinduto segera merealisasikan hal tersebut agar bisa membuka lapangan kerja bagi masyarakat Kendal dan sekitarnya dan juga perekonomian yang ada di Kabupaten Kendal akan bisa lebih bergerak.

Perlu diketahui bahwa, investasi fasilitas pengelolaan sampah senilai Rp 700 miliar ini akan mendaur ulang mayoritas sampah plastik regional dari wilayah Kabupaten Kendal dan sekitarnya. Dimana produk akhir yang dihasilkan berupa pellet atau biji plastik akan diekspor sehingga menambah pendapatan devisa negara.

Hal ini tentunya memberikan dampak signifikan terhadap upaya penerapan circular economy dalam pengelolaan industri di Kabupaten Kendal dan menjadikan Kabupaten Kendal sebagai pusat industri di Jawa Tengah, yang mengedepankan konsep industri hijau dengan prinsip menggunakan sumber daya alam yang efisien, dapat digunakan ulang, ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Terlebih, permasalahan sampah saat ini membutuhkan penanganan segera, apalagi infrastruktur daur ulang sampah plastik di Indonesia relatif minim sehingga tingkat daur ulang sampah dalam upaya penerapan ekonomi sirkular di Indonesia dinilai masih sangat rendah.(Ndre)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini