KLATEN(TERASMEDIA.ID)– Gunung Merapi, Sabtu siang (11/03/2023), mengeluarkan awan panas cukup tebal.

Akibat kejadian tersebut, beberapa desa yang berada di tiga kabupaten, mengalami hujan abu.

Namun untuk wilayah Klaten, tidak ada yang terdampak. Dari pantauan BPBD Klaten, hingga Sabtu sore, hujan abu tidak turun di wilayah Desa Balerante dan sekitarnya, yang merupakan desa terdekat dari puncak Merapi.

Menurut keterangan dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Daerah Istimewa Yogyakarta, erupsi pertama kali terjadi pada pukul 12.12 WIB.

Awan panas guguran (APG) mengarah ke Kali Bebeng atau Krasak, dengan jarak luncuran sejauh empat kilometer.

Disebutkan dalam siaran pers BPPTKG, dari Pos Babadan ada suara guguran dua kali dengan intensitas sedang.

Desa yang terdampak hujan abu di Kabupaten Magelang cukup banyak, ada 41 desa yang tersebar di 11 kecamatan.

Yaitu Kecatamatan Sawangan ( ada Desa Ketep dan Desa Wonolelo). Kecamatan Dukun (Desa Paten, Desa Sengi, Desa Ngargomulyo, Desa Keningar, Desa Sewukan, Desa Mangunsuko, dan Desa Krinjing)

Kecamatan Candimulyo ( ada Desa Surojoyo, Desa Giyanti, dan Desa Bateh). Kecamatan Pakis ( ada Desa Pakis, Desa Bawang, Desa Kajangkoso, dan Desa Pogalan).

Kecamatan Tegalrejo ( ada Desa Kebonagung, Desa Mangunrejo, Desa Sukorejo, Desa Purwosari, Desa Donorojo, Desa Ngadirejo, Desa Klopo, Desa Japan, Desa Tegalrejo, dan Desa Banyuurip. Kecamatan Tempuran (ada Desa Prejegsari, Desa Pringombo, Desa Growong, dan Desa Kemutuk.

Kecamatan Bandongan ( ada Desa Trasan, Desa Banyuwangi, Desa Salamkanci, Desa Bandongan, Desa Kebonagung, dan Desa Kalegen.

Kecamatan Windusari (Desa Windusari), Kecamatan Kaliangkrik (ada Desa Beseran dan Desa Balekerto), Kecamatan Ngablak (Desa Ngablak), dan

Kecamatan Mertoyudan (Desa Mantenan).

Di Magelang, ketebalan abu bervariasi. Namun yang paling tebal hingga 1 sentimeter, terjadi di wilayah Kecamatan Tegalrejo.

Tidak hanya itu saja, hujan abu juga terjadi di Wonosobo, yang jarak sekitar 33 kilometer.

Menurut Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso dalam jumpa pers Sabtu petang via zoom, meski sebaran abu mencapai puluhan kilometer, bukan berarti erupsinya besar.

Hal ini dikarenakan abu terbawa angin yang cukup kencang.

“Angin berhembus kencang ke barat laut bawa debu yang banyak ke Magelang,” kata Kepala Badan Geologi BPPTKG Sugeng Mujiyanto.

Disebutkan pula, untuk guguran lava Sabtu siang sampai sore, intensitasnya terbesar kedua setelah erupsi pada 27 Januari 2021 tahun lalu.

Agus Budi Santoso menambahkan, sejak pukul 12.12 WIB sampai pukul 16.00 WIB, terjadi 24 kali guguran awan panas secara sambung menyambung.

Petugas menghimbau kepada warga di lereng Merapi untuk tetap waspada dan tidak melakukan aktifitas apapun di kawasan rawan bencana (KRB).

Hujan abu juga terjadi di tiga desa Kecamatan Selo, Boyolali, yaitu di Desa Tlogolele, Klakah, dan Jrakah.

Meski hujan abu cukup tebal di Magelang dan sekitarnya, namun petugas belum menghimbau warga untuk mengungsi.

Hal ini berdasarkan luncuran awan panas belum mencapai 7 kilometer dari puncak Merapi, hari Sabtu kemarin baru empat kilometer. (Hasna)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini