Bupati Demak dr. Hj. Eisti’anah saat memberikan sambutan.(FOTO:TM/ Vid)

DEMAK(TERASMEDIA.ID)– Bupati Demak dr. Hj. Eisti’anah bersama Wakil Bupati Ali Makhsun didampingi Ketua DPRD Fahrudin Bisri Slamet, Forkopimda, Plh Sekda Demak, Kadinparta, Kadindikbud serta Camat Demak menghadiri acara Pisowanan Kasepuhan Kadilangu yang berlokasi di Sasana Renggo, Senin (05/06/23).

Kehadiran rombongan ini, disambut oleh Sesepuh Raden Muhammad Cahyo Iman Santoso beserta kelurga ahli waris.
Pisowanan tersebut dilakukan untuk membicarakan hal-hal pokok dalam melaksanakan kegiatan Penjamasan Pusaka peninggalan Sunan Kalijaga pada tanggal 10 Zulhijah.

Bupati Eisti’anah dalam sambutanya menyampaikan maksud dan tujuan Pisowanan yakni untuk bersilaturahmi dan kulo nuwun (permisi) serta mohon doa restu kepada segenap sesepuh pinesepuh di Kadilangu karena dalam waktu dekat Kabupaten Demak akan punya gawe yaitu perayaan atau tradisi Grebeg Besar.

“Kami ingin meminta doa restu atau kulan nuwun, karena sebentar lagi Pemkab Demak akan melakukan tradisi Grebeg Besar dan tentunya tradisi ini tidak ada di tempat lain, serta memiliki arti penting selain ikon pariwisata juga merupakan kebanggaan masyarakat Demak yang harus diuri-uri,”kata Eisti’anah.

Eisti’anah berharap kegiatan Grebeg Besar tahun ini dapat berlangsung dengan meriah, aman dan sukses tanpa terkendala apapun.

Ketua Panitia Penyelenggara Penjamasan Pusaka Sunan Kalijaga Kristiawan Saputra menyampaikan, acara Pisowanan ini merupakan awal rangkaian acara sebelum dilaksanakan Penjamasan Pusaka Sunan Kalijaga.

“Pisowanan untuk meminta restu supaya acara Grebeg Besar berjalan dengan baik. Insya Allah nanti akan ada kunjungan balasan yang dilaksanakan pada 8 Juni 2023 pukul 10.30 WIB,”kata Kristiawan.

Menurut Kristiawan, pada rangkaian Grebeg Besar nanti ada penerimaan abon-abon yang berisikan diantaranya minyak dan beberapa bunga.

“Abon-abon adalah suatu rangkaian dari acara penjamasan pusaka, abon-abon itu dari Keraton Solo yang memberikan ubo rampe untuk acara penjamasan, diantaranya ada minyak dan beberapa bunga yang nantinya kita campurkan dengan minyak yang sudah dipersiapkan dan dibuat dari Kadilangu, karena minyak dari kami sebagai dasar untuk dilakukan penjamasan,” jelas Kristiawan.

“Minyak itu pun tidak sembarang minyak, itu diambil dari kelapa yang menghadap ketimur. Kelapa itu tidak boleh dijatuhkan, harus diturunkan satu persatu. Yang membuat minyak adalah ibu-ibu yang sudah menoupous, tujuannya agar terjaga kebersihannya,”imbuhnya. (VID)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini