Wamendes PDTT Prof Paiman Raharjo menyerahkan wayang kepada Dalang Ki Tantut Sutanto, didampingi Wakil Bupati Klaten, Yoga Hardaya.(FOTO:TM/ Hasna)

KLATEN(TERASMEDIA.ID)– Setelah diangkat menjadi Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Wamendes PDTT) Prof Paiman Raharjo menggelar syukuran di kampung halamannya, Desa Gemblegan, Kecamatan Kalikotes, Minggu (27/08/2023) malam.

Prof Paiman dan keluarganya mengadakan syukuran dengan menggelar wayang kulit semalam suntuk. Sejak Minggu sore, ratusan warga sudah mendatangi panggung wayang.

Tak ketinggalan, puluhan pedagang keliling juga ikut menggelar jualannya di area wayangan tersebut.

Wayang kulit malam itu berlakon “Wahyu Kamulyan” dengan dalang Ki Tantut Sutanto. Sebelum wayangan dimulai, Prof Paiman menyatakan bahwa acara wayangan ini yang mengadakan warga sekitar.

Warga punya nazar, bila Prof Paiman dilantik menjadi Wamendes PDTT, warga akan melakukan syukuran, sekaligus merayakan HUT RI yang ke- 48 tahun.

“Syukuran nanggap wayang ini juga sekaligus memberi hiburan masyarakat sekitar, yang sudah lama tidak melihat pentas wayang kulit,” kata Prof Paiman.

Cerita wayang ini, lanjut Paiman, sesuai dengan kisah hidupnya.

“Bagaimana Pandawa memperoleh kamulyan melalui Punakawan Semar atau Ki Bodronoyo,” terang mantan Rektor Universitas Prof Dr Moestopo (Beragama).

Seperti kisah hidup Paiman, sebelum sukses dirinya hanya lulusan SMP yang nekad merantau ke ibukota Jakarta. Di sana, Paiman pernah menjadi tukang sapu di sebuah yayasan, yang kemudian melanjutkan sekolah yang lebih tinggi.

Tak hanya sekolah setingkat SMA, Paiman juga melanjutkan kuliah dan seterusnya hingga menjadi Profesor.

“Saya menularkan kisah perjalanan hidup saya ini, agar kita semua mempunyai rasa optimisme,” ujar Prof Paiman.

Dirinya mengaku berterimakasih kepada Pak Jokowi, yang telah memberi contoh mengubah cara pandang, bahwa kesuksesan itu bisa diraih oleh siapa saja.

“Tidak hanya orang kaya atau anak pejabat saja yang bisa sukses. Namun kita semua, asal mau berusaha, ulet, rajin berdoa, rajin bersedekah, dan kerja keras, kesuksesan pasti bisa kita raih,” ucap Prof Paiman.

“Kamulyan itu artinya kanugrahan atau istilah umumnya rezeki. Seperti saya ini, siapa sangka seorang mantan tukang sapu, bisa dilantik menjadi Wakil Menteri. Itu namanya kamulyan,”imbuh Prof Paiman.

Prof Paiman mengaku, di Jawa Tengah saat ini sudah tidak ada desa tertinggal. Namun bila setelah tertinggal ada, sehingga desa tersebut tengah berbenah pasca desa tertinggal.

Di hadapan ratusan warga, saat acara wayangan akan dimulai, Prof Paiman berpesan, agar para orangtua mendidik anaknya dengan lemah lembut penuh kasih sayang.

“Bapak-bapak, ibu-ibu sekalian, saya titip pesan kepada panjenengan sedoyo, agar dalam mendidik anak jangan keras, nanti hasilnya kurang baik. Kita didik dengan lemah lembut, semoga menjadi anak yang cerdas dan sukses di kemudian hari,” kata Paiman yang disambut tepuk tangan hadirin.

Dalam kesempatan tersebut, Wakil Bupati Klaten, Yoga Hardaya, mengaku malu dan salut kepada Prof Paiman.

“Pak Prof Paiman ini luar biasa, tirakatnya kuat, puasanya kuat. Beliau jarang tidur, waktunya digunakan untuk belajar dan berkegiatan yang positip. Malu saya dengan Pak Profesor,” kata Yoga mencairkan suasana.

Selaku Wakil Bupati, mewakili Pemerintahan Kabupaten Klaten, dirinya mengucapkan selamat atas dilantiknya Prof Paiman Raharjo sebagai Wawendes PDTT.

Yoga Hardaya berharap, kisah sukses Prof Paiman bisa menjadi pemantik semangat bagi generasi penerus, agar mengikuti jejak tokoh-tokoh yang telah sukses. (Hasna)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini