SUKOHARJO(TERASMEDIA.ID)– Musim kemarau panjang, membuat beberapa wilayah di Sukoharjo, Jawa Tengah, mengalami kekeringan akut. Salah satunya, adalah Desa Pundungrejo. Di desa ini, sudah hampir satu Minggu kekurangan air.

Untuk membantu kesulitan warga, kaum milenial dari Desa Gayam, Kecamatan Sukoharjo, Hafidz AD Sumantri dan teman-temannya, membantu droping air langsung ke sasaran, yaitu di Desa Pundungrejo, Kecamatan Tawangsari, Sukoharjo.

Menurut Hafidz Ad. data dari BPBD Sukoharjo, yang menjadi langganan kekeringan setiap tahun, ada tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Bulu, Tawangsari, dan Weru.

“Sebelum memberi bantuan, saya dan kawan-kawan mencari informasi terlebih dahulu. Ternyata warga Desa Pundungrejo ini sudah satu Minggu kekurangan air bersih. Lalu untuk sementara hari ini kami droping air tiga tangki, nanti bantuan yang lain secara bertahap,” ujar Hafidz, Rabu (13/09/2023).

Dengan sikap peduli terhadap sesama, Hafidz berharap beban warga akan kebutuhan air, bisa terbantu.

“Ini kami bergerak bersama kawan-kawan milenial yang lain, bahwa kaum milenial bisa berbuat yang positip dan berguna untuk masyarakat banyak,” kata Hafidz.

Musinem (70 ), Warga Desa Pundungsari mengatakan, tandon biasanya teraliri air dari sebuah umbul yang sudah pralonisasi. Dari tandon, dialirkan lagi ke rumah-rumah warga.

Namun karena kemarau panjang dan hutan terjadi kebakaran sehingga pralonnya terganggu, debit air yang mengalir menjadi terhambat.

Untuk memenuhi kebutuhan air, warga terpaksa ‘ngangsu’ ke sumur di lapangan desa, yang jaraknya satu kilometer.Dalam sehari, menurut nenek warga harus mengangsu setidaknya 20 drigen berkapasitas 10 liter.

Air itu digunakan untuk mandi, cuci, dan minum ternak sapi. Kalau untuk masak dan minum, warga membeli.

“Biasanya ada yang berjualan air keliling, per drigen 5000 rupiah hanya untuk memasak dan minum saja,” kata Musinem.

Ketua RT setempat, Sulaiman (75 ) untuk membeli air bersih satu tangki, warga tidak sanggup. Karena penghasilan mereka dari pertanian dan beternak.

“Untuk ‘komboran’ sapi yang paling banyak, sehari bisa tiga drigen. Ladang kami pun juga kering, sehingga tidak panen,” kata Sulaiman.

Warga berharap, pemerintah dan dermawan lainnya, bisa membantu droping air secara berkala.

“Kami mengucapkan banyak terimakasih atas kepedulian kaum milenial yang telah membantu mengatasi kekeringan ini,” ujar Sulaiman.

Anggota Komisi IV DPRD Sukoharjo yang membidangi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Agus Sumantri, mengatakan bahwa pihaknya terjun langsung mengecek keadaan warga yang mengalami kekeringan.

“Saya utusan dari Fraksi Golkar yang berada di Komisi IV, mengurusi BPBD, melihat langsung ke lapangan bahwa banyak warga yang kekurangan air bersih akibat kemarau panjang ini,” kata Agus Sumantri.

Pihaknya mendorong Pemkab Sukoharjo untuk terus melakukan droping air ke tiga kecamatan yang mengalami kekeringan.

“Selain di tiga kecamatan ini, mungkin ada yang mengalami kekeringan, bisa lapor ke kami atau BPBD. Nanti segera kami usahakan bantuan air bersih,” kata Agus Sumantri.

Agus juga mengapresiasi kelompok kaum milenial yang ikut peduli membantu mengatasi kekeringan ini.

“Semoga kepedulian dari kaum milenial bisa bermanfaat untuk orang banyak dan akan berkesinambungan,” ucap Agus. (Hasna)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini