Kalapas Terbuka Kelas II B Kendal, Rusdedy(kanan) pada sebuah acara.(FOTO:TM/ Dok)

KENDAL(TERASMEDIA.ID)– Kasus meninggalnya seorang anak di bawah umur akibat penganiayaan yang dilakukan oleh sejumlah oknum keamanan kapal, karena diduga melakukan pencurian HP di salah satu Kapal yang berlabuh di Pelabuhan Makassar pada 24 Juni 2022 lalu, dan menyangkut nama Kalapas Terbuka Kelas II B Kendal, hingga kini masih dalam penanganan pihak kepolisian setempat.

Bahkan, kasus tersebut sempat viral di sejumlah media dan medsos karena ada salah satu media online memberitakan, bahwa Kalapas Terbuka Kelas II B Kendal dituding sebagai pemicunya.

Kalapas Terbuka Kelas II B Kendal Rusdedy, saat dikonfirmasi terkait kasus tersebut mengaku, bahwa kejadian sebenarnya adalah pada hari Jumat (24/06/2022)  di atas kapal Dharma Kencana VII tujuan Makassar.

Bahwa dirinya kehilangan sebuah HP yang sedang dicas pada hari Jum’at 24 Juni 2022 lalu.

“Usai shalat subuh, saya membuat laporan kehilangan di bagian informasi oleh petugas keamanan kapal kemudian ditindaklanjuti dengan membuka rekaman CCTV. Siang hari setelah shalat Jum’at saya diundang ke bagian informasi dan diberitahu bahwa pelaku pencurian telah tertangkap,” papar Rusdedy, Rabu(06/07/2022).

Di ruang informasi pihaknya bertemu pelaku dan orang tuanya. Bahwa, pihaknya sama sekali tidak menyentuh bahkan bertanya ke pelaku pun tidak, pihaknya hanya bertanya ke orang tuanya.

“Dari mana dan hendak kemana. Kemudian saya meminta KTP ternyata tidak ada, dari situ saya bertanya ke bagian keamanan, kok bisa orang tidak punya KTP naik di atas kapal, dijawab security, “Mungkin belinya di kantor cabang. Saya kemudian sampaikan beli dimanapun harusnya pakai KTP,” papar Rusdedy.

Menurut Rusdedy, berdasarkan rekaman CCTV dan pengakuan pelaku dan orang tuanya, pelaku mengakui telah melakukan pencurian dan HP hasil curiannya telah diserahkan ke orang lain.

“Saya kemudian menyerahkan masalah itu sepenuhnya kepada keamanan kapal sebagai pihak yang berwenang di atas kapal dan meninggalkan ruangan tersebut,” ujar Rusdedy.

Setelah itu, Rusdedy kembali duduk di kursi yang ia tempati dan beberapa lama kemudian ia melihat kedua orang tua pelaku hanya duduk- duduk santai di tempatnya.

“Saya kemudian menghampiri yang bersangkutan dan mengatakan, “Kenapa kalian hanya duduk di sini, itu kasihan anaknya harus didampingi jangan ditinggal sendiri” tapi orang tuanya malah marah- marah dan berteriak “jangan libatkan saya. Anak itu ditindak saja, dihukum saja”. Seluruh penumpang yang ada di lokasi pada saat itu mendengarkan ucapan orang tuanya,” terang Rusdedy.

Rusdedy mengaku kaget dan tidak menyangka orang tuanya memberikan respon seperti itu, menyuruh untuk menindak dan menghukum anaknya.

Karena mendapatkan perlakuan kasar seperti itu, Rusdedy kemudian kembali ke tempat duduknya

Beberapa lama kemudian, lanjut Rusdedy, ia melihat petugas keamanan datang bersama pelaku ke tempat orang tuanya, dan ia melihat pelaku menggeledah tas ibunya mencari HP curian tersebut.

“Sore hari, saya kembali ke ruang informasi dan melihat pelaku dan orang tuanya. Saya kemudian masuk dan berbicara dengan orang tuanya bahwa saya bersedia memberikan uang atau HP yang lain bila HP saya dikembalikan. Saya kemudian meninggalkan ruangan informasi,” beber Rusdedy.

Setelah kapal bersandar pihaknya kemudian ke ruang informasi mengambil laporan kehilangan dan turun dari kapal.

Bahwa apa yang diberitakan oleh sejumlah media online dan medsos tidak sesuai dengan kejadian sebenarnya dan termasuk berita bohong.

Karena wartawan yang memberitakan tidak pernah melakukan klarifikasi kepada dirinya maupun kepada penasehat hukumnya, sehingga berita yang di sebar sangat merugikan pihaknya.

“Bahwa saya sebagai penumpang kapal hanya melaporkan kehilangan barang ke pihak keamanan kapal,” pungkasnya.(Dul)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini