Wakil Bupati Kendal, Windo Suko Basuki, saat memberikan sambutan pada acara “Rembuk Stunting” di Pendopo Tumenggung Bahurekso Setda Kendal.(FOTO:TM/ Likwi)

KENDAL(TERASMEDIA.ID)- Angka kondisi gagal tumbuh pada bayi di bawah umur 5 tahun(Balita) akibat dari kekurangan gizi atau disebut Stunting, di Kabupaten Kendal sangat memprihatinkan. Bahkan, angkanya cukup tinggi dibanding dengan kabupaten lain.

Hal tersebut dikatakan Wakil Bupati Kendal, Windu Suko Basuki, saat memberikan sambutan pada acara “Rembuk Stunting” di Pendopo Tumenggung Bahurekso Setda Kendal, Rabu(20/07/2022).

Windu Suko Basuki meminta, seluruh stakeholder dari tingkat desa/ dusun bisa bekerja secara maksimal untuk bersama mengatasi adanya stunting di daerah masing- masing. Karena, sekarang anggaran sudah tersedia dan cukup besar yakni Rp 7 milar hingga Rp 9 miliar jika ditambah dengan APBN.

“Saya berharap, ke depan stunting di Kabupaten Kendal, bisa turun secara drastis, tentu dibutuhkan kerja keras seluruh petugas yang ada di lapangan,”harap Wakil Bupati Kendal, Windo Suko Basuki, yang juga Ketua Pelaksana Percepatan Stunting Kabupaten Kendal ini.

Windu Suko Basuki mengaku, untuk beberapa tahun terakhir ini, angka stunting di Kabupaten Kendal meningkat dari lima ribu menjadi tujuh ribu lebih atau meningkat dari delapan menjadi 13 persen.

Padahal, di daerah lain, angka stunting bisa turun, sementara di daerah Kendal justru meningkat.

“Sebenarnya, jika dilihat dari kasat mata, penanganan stunting ini mudah dan murah. Karena makanan bergizi itu tidak mahal, seperti kacang hijau juga murah, dan di Kendal semua tersedia,”ujar Windu Suko Basuki yang biasa dipangggil pak Bas ini.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal, Parno mengatakan, di tahun 2022 ini pihaknya akan mengadakan alat ukur bayi yang akan di bagikan ke sejumlah Posyandu.

Selain itu, pihaknya juga akan memberikan makanan tambahan, ke semua Posyandu, serta kepada anak- anak putri remaja sebagai makanan tambahan.

“Kami akan bergerak dari tingkat kabupaten, kecamatan, kelurahan hingga ke tingkat desa,”kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal, Parno.

Menurut Parno, meningkatnya angka stunting di Kabupaten Kendal menjadi 13 persen ini, tak lepas adanya pandemi Covid-19 dua tahun terakhir dan kondisinya merata di 20 kecamatan yang tersebar di Kabupaten Kendal.

“Dari 20 kecamatan ini, angka stunting yang mengalami peninggkatan paling tinggi, di daerah Selokaton, yakni, Sukorejo, Patean, Plantungan dan Pageruyung,”ujar Parno.(Likwi)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini