KLATEN(TERASMEDIA.ID)– Komunitas Pemerhati Cagar Budaya (KPCB) Klaten, terus melakukan pendalaman terkait tiga situs obyek cagar budaya yang ada di Desa Pondok, Kecamatan Karanganom, Klaten, Jawa Tengah.

Kades Pondok, Budi Utama, mengatakan tiga situs tersebut berada di Dukuh Putat, Desa Pondok. Awalnya, satu situs berbentuk Yoni Pathok atau Piramid, ditemukan warga di pinggir Sungai Desa Pondok pada tahun 1990-an.

Takut hilang dicuri orang, situs tersebut kemudian dipindah warga ke tengah kampung. Satu situs lagi berada di perkebunan yang menyerupai hutan kecil, di areal persawahan. Untuk menuju ke lokasi, warga harus melewati pematang sawah.

“Namanya sama yaitu Yoni Pathok. Saat KPCB Klaten blusukan ke situs tersebut, Yoni Pathok masih terbalut kain putih yang sudah nampak usang karena termakan waktu dan cuaca,”kata Budi Utama, Minggu(25/12/2022).

Budi Utama menyambut baik langkah yang ditempuh KPCB Klaten, untuk memastikan lokasi di Dukuh Putat ini sebagai ODCB yang perlu ditindaklanjuti dengan serius. Jangan sampai jejak sejarah ini hilang, tanpa ada yang peduli.

“Sebagai Kepala Desa di Pondok, saya sangat mendukung langkah KPCB Klaten, yang telah antusias blusukan dan menyelamatkan banyak situs-situs. Sebagai orang Pondok, tentu saja sangat senang, karena di sini lokasi yang sudah ditunjuk leluhur sebagai pintu keanugerahan bagi kami,” ujar Budi Utama.

Selain mempunyai tiga situs obyek cagar budaya, Desa Pondok juga memiliki bangunan khas kolonial Belanda yang dijadikan kantor Balaidesa Pondok. Menurut Budi Utama, dulunya bangunan tersebut sebagai gedung pertunjukan kesenian kethoprak.

Ketua KPCB Klaten, I Gusti Gde Hendrata Wisnu menjelaskan, situs berbentuk Yoni Pathok ini berusia sekitar abad 8-9 era Mataram Kuno.

“Bila di sebuah lokasi ditemukan situs Yoni, kemungkinan besar di bawah tanah ada peninggalan lagi candi Yoni. Sehingga kami KPCB Klaten akan berkirim surat ke Dinas Kebudayaan agar mengirim alat, untuk mengetahui apakah di dalam tanah ini benar-benar masih ada peninggalan situs yang lain,” kata Wisnu.

Cirikhas lainnya, ditemukannya Yoni atau lingga, sebagai pertanda dahulunya lokasi ini sebuah pemukiman. Yoni atau lingga biasanya dibangun di tempat peribadatan.

Menurut Wisnu, untuk bangunan lainnya, zaman dahulu strukturnya menggunakan batu bata atau kayu-kayuan, sudah hilang jejaknya. Namun batu untuk Yoni atau lingga dari bebatuan andesit, masih tersisa keberadaannya.

Apabila ditarik benang merahnya, lanjut Wisnu, ada keterkaitan situs satu dengan situs lainnya yang ditemukan dalam satu desa atau kawasan. Ditemukannya cagar budaya sangat erat kaitannya dengan pelaku kebudayaan di tengah masyarakat.

“Di Klaten ini banyak ratusan situs yang tidak terawat. Sehingga kami berkomitmen secara berkala sebulan sekali melakukan blusukan agar masyarakat sekitar terketuk kesadarannya, sehingga ikut merawat situs-situs tersebut,” tambah Humas KPCB Klaten, Hari Wahyudi.(Hasna)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini