CILACAP(TERASMEDIA.ID)-Tim Riset Dasar Unsoed (RDU) melakukan kajian terhadap Kelompok Wanita Tani Sumber Patedhan(KWTSP) Kelurahan Lomanis, Kecamatan Cilacap Tengah, Kabupaten Cilacap,Selasa (13/06/2023).

RDU ini dilakukan, untuk lebih memberdayakan peran perempuan dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) tersebut.

“Kajian dan masukan dari Unsoed diharapkan dapat lebih meningkatkan kesejahteraan anggota KWT SP,”kata Ketua Tim RDU Dr. Rili Windiasih, M.Si kepada sejumlah wartawan di Fisip Unsoed Purwokerto.


Rili Windiasih mengatakan, pihaknya tertarik untuk banyak belajar dari pengalaman KWTSP dalam mengelola program CSR Pertamina dalam ketahanan pangan dan produk pangan yang sangat bermanfaat untuk menambah penghasilan masyarakat.

Dalam kajian ini, melibatkan juga dua dosen lainnya, yakni Ketua Program Studi Magister Penyuluhan Pertanian Pasca Sarjana Unsoed Dr Lilik Kartika Sari, S.Pi, M.Si dan dosen FISIP Unsoed Dr Adhi Iman Sulaiman, S.IP, M.Si serta lima mahasiswa Fisip Unsoed.

Kegiatan kajian yang dikemas dalam sarasehan dengan tema “Implementasi Model Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Bidang Sosial Ekonomi Produktif” ini sekaligus sebagai praktikum 11 mahasiswa Pasca Sarjana Unsoed dari Program studi Magister Penyuluhan Pertanian (MPP) dan Magister Agribisnis angkatan 2022. Sarasehan digelar di sekretariat KWT SP di Kelurahan Lomanis, Cilacap, belum lama ini.

KWTSP yang berdiri sejak pada Desember 2018 itu, kini beranggotakan 30 orang ibu rumah tangga yang tersebar di wilayah Rukun Warga (RW) 01 dan RW 03.

Berkat CSR berupa program pemberdayaan sosial ekonomi dari PT. Pertamina (Persero) Depot LPG Cilacap, KWTSP hingga kini aktif dan produktif melakukan kegiatan untuk membangun kemandirian anggotanya.

“Kegiatan dimaksudkan untuk memanfaatkan kebun di samping rumah anggota untuk budidaya tanaman sayuran seperti caisim, terong, cabe rawit, dan kangkung darat untuk mendukung ketahanan pangan lokal,”ujar Rili Windiasih.

Di RW 01, lahan kebun yang dibudidayakan kurang lebih seluas 379 meter persegi, sedangkan di RW 03 seluas 260 meter persegi.

Selain itu, anggota KWTSP juga membuat pangan olahan, seperti keripik daun bayam, keripik kacang, keripik buah sukun dan serbuk minuman jahe merah dan jahe emprit.

Pemasaran aneka produk itu, selain di wilayah Cilacap dan sekitarnya, juga samapai ke luar kota hingga Jakarta dan Bandung. Bahkan, belakangan menembus sampai Malaysia, Arab Saudi, Hongkong, dan China.

Kemandirian

Sementara itu pakar pemberdayaan Unsoed Dr Adhi Iman Sulaiman, SIP, M.Si mengatakan, tahapan pemberdayaan adalah membangun motivasi, kekompakan dalam kelembagaan, peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk usaha produktif, sampai dapat menciptakan kemandirian.

“Untuk menuju sampai kemandirian itu, tetap harus ada pendampingan keberlanjutan dari berbagai pihak. Baik itu perusahaan, pemerintah lokal dan perguruan tinggi. Hal ini untuk dapat meningkatkan produksi, kualitas produk, promosi dan pemasaran produk,” ujar Adhi Iman Sulaiman. (BR)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini