REMBANG(TERASMEDIA.ID)-Petani Hutan Rembang ramai-ramai memadati Taman Pantai Kartini, Rembang Jawa Tengah, untuk ngopi bareng Kaesang Pangarep, Minggu(17/12/2023).

Koordinator Semut Ireng, Kabupaten Rembang, Miarizky mengatakan, kedatangan Kaesang Pangarep di Rembang bukan sebagai Ketua Umum Partai (PSI) namun pribadi ingin menemui rakyat yang selama ini mendukung ayahnya Joko Widodo.

Selain itu, juga tidak ada kaitannya dengan Capres- Cawapres kedepan, namun murni ingin mendengarkan keluh kesah dari warga.

“Mas Kaesang murni turun ke masyarakat untuk mendengar keluh kesah Petani Hutan Rembang. Kami bikin kegiatan santai, yaitu Ngopi Bareng Mas Kaesang,” kata Miarizky.

Dalam kegiatan ngopi bareng itu, Kaesang Pangarep didampingi istrinya Erina Gudono untuk berdialog dengan petani.

Diketahui, masyarakat penerima manfaat dari perhutanan sosial untuk wilayah Rembang dan sekitarnya kurang lebih 67.000 orang, dan yang datang sebanyak 157 kelompok Tani Hutan dampingan Perkumpulan Rejo Semut Ireng.

Dari 157 kelompok tersebut merupakan perwakilan dari Kabupaten Pati, Blora dan Rembang serta beberapa kelompok merupakan perwakilan dari Bojonegoro.

“Masyarakat sangat antusias. Mereka berbondong-bondong menggunakan truk, bus mini. Ya seluruh kendaraan dipakai bahkan ada juga yang menggunakan sepeda motor,” jelas Miarizky.

Pembina Rejo Semut Ireng, Harsono menyampaikan, kegiatan ini mendadak persiapan hanya dua hari. Pihaknya melakukan pengumpulan massa secara singkat dan ribuan massa berhasil memenuhi Taman Pantai Kartini.

“Acara memang mendadak. Kami mendengar Mas Kaesang turun ke Rembang. Dua hari ini kami melakukan koordinasi. Kami berangkatkan 1.500 petani hutan,”ujar Harsono.

Dijelaskan, beberapa topik yang dibahas antara lain program Kawasan Hutan dengan Pengelolaan Khusus (KHDPK) Perhutanan Sosial dan masalah pupuk.

“Ada diskriminasi masyarakat petani hutan meskipun ada Perpres 28, tapi implementasi di lapangan pihak terkait tidak serius untuk memberikan pupuk bersubsidi kepada petani hutan. Petani masih merasa termarjinalkan,” tegas Harsono.

Umi (45) salah satu petani Rembang mengeluhkan persoalan pupuk bersubsidi yang dalam distribusinya tidak merata. Kaesang pun menjawab bahwa hak petani atas pupuk harus terpenuhi.

“Kalau komunitas ada datanya komplit, KTP nya semua ada harus punya hak untuk pupuk subsidi,” terang Kaesang.

Petani lainnya juga mempersoalkan akses jalan yang memprihatinkan, mereka juga mendesak pemerintah agar segera menerbitkan SK Perhutanan Sosial. Ada juga petani yang mengharapkan bantuan program agroforesty berupa bibit buah.

Kaesang menawarkan beberapa solusi diantaranya kerja sama dengan pihak ketiga. Dia juga berupaya menyambungkan dengan pihak terkait untuk menjawab permasalahan para petani.

“Saya akan mengupayakan dengan dinas terkait, dengan pertanian, dengan LHK, ATR/BPN. Sehingga tidak ada konflik lain. Pokoknya kami mencoba pecahkan masalah itu satu persatu,”kata Kaesang.(Dul)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini