SRAGEN(TERASMEDIA.ID)– Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan II Kabupaten Sragen resmi di buka oleh Bupati Sragen dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati, di Ruang Sukowati Setda Sragen, Kamis (25/08/2022).

Pelatihan akan berlangsung selama empat bulan dimulai sejak (18/07) – (16/11) yang diikuti oleh 29 Pejabat Administrator dan satu Pejabat Fungsional Ahli Madya.

Turut mendampingi dalam acara tersebut, Sekda Sragen beserta para Asisten Sekda, sejumlah kepala OPD Kabupaten Sragen, Kepala BPSDM Provinsi Jawa Tengah, Drs. Mohammad Arif Irwanto, serta para pengajar Widyaiswara.

Didepan 30 peserta pelatihan kepemimpinan Bupati Sragen dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati, berkesempatan memberikan sambutan sekaligus mengisi materi. Sebelum menyampaikan materi, ia memberikan beberapa pertanyaan dengan membagi peserta menjadi tiga kelompok.

Suasana menjadi santai tapi serius saat Bupati Yuni meminta menyebutkan Visi Misi Kabupaten Sragen. Dari ketiga kelompok tersebut, ada salah satu tim yang mempunyai jawaban yang paling mendekati.

Bupati Yuni menjabarkan agar sebuah tim dapat mewujudkan sebuah tujuan harus mempunyai visi yang jelas. Keberhasilan sebuah program adalah adanya timwork yang solid.

“Jika orang mempunyai visi pasti ia punya sesuatu yang akan dia raih dan itu merupakan tujuan hidupnya. Saya ingin Sragen solid, keberhasilan kita bukanlah keberhasilan pimpinan daerah tetapi karena timwork, kebersamaan,”kata Bupati Yuni.

Dalam berorganisasi, lanjut Bupati Yuni, di sebuah unit Pemerintah Kabupaten Sragen pun harus berkumpul bersama menentukan visi yang akan diraih bersama.

“Jika kita tidak paham visi hidup, maka artinya kita tidak tahu apa yang akan kita raih,”ucap Bupati Yuni.

“Seperti yang disampaikan Presiden Jokowi, saat ini kita punya Core Values ASN yaitu ASN Berakhlak dan Employer Branding ASN. Meliputi Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Sedangkan employer branding ASN adalah bangga melayani bangsa,”imbuhnya.

Menurut Bupati Yuni, panduan perilaku yang pertama adalah berorientasi pelayanan yaitu ASN harus menjadi pelayan bagi masyarakat. Karena saat ini sudah tidak jamannya ASN minta dilayani.

Kedua Akuntabel yaitu dalam meyelenggarakan proses bernegara, tidak mengambil keuntungan untuk pribadi atau kelompok dan ketiga yakni kompeten yaitu terus belajar dan mengembangkan kapabilitas.

“Keempat harmonis, yaitu saling menghargai dengan menjaga perilaku setiap orang. Kelima Loyal yaitu berdedikasi dan berkomitmen terhadap organisasi, pemerintah atau negara. Keenam Adaptif terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas. Ketujuh Kolaboratif yaitu membangun kerjasama dengan siapapun,”papar Bupati Yuni.

Dikatakan, Presiden Jokowi menegaskan bahwa pondasi seluruh Indonesia adalah sama, Core Values ASN kita sama yaitu berahlak berlandaskan Pancasila untuk mencapai Indonesia maju.

“Mudah-mudahan semua peserta bisa memahami apa yang saya sampaikan ini. Saya ingin semua proses pemerintahan berjalan dengan smooth. Niatkan hati untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Semoga Sragen semakin baik, sejahtera berlandaskan semangat Gotong royong,”harap Bupati Yuni.

Sementara Kepala BPSDM Provinsi Jawa Tengah, Mohamad Arief Irwanto mengatakan, pelatihan kepemimpinan saat ini adalah model pelatihan yang berbeda dan spesifik. Administrator adalah jenjang kepemimpinan di level antara pengawas, pelaksana dengan JPT. Artinya adalah orang-orang yang mempengaruhi pengambil keputusan.

Di pelatihan kepemimpinan model baru ini, akan mulai dari proses planning, organizing, actuating dan controlling. Dengan planning peserta harus merencanakan sesuatu identifikasi permasalahan diunit kerjanya. Setelah itu peserta membuat rancang bangun proses solusi yang dinamakan organizing yaitu membangun tim yang efektif internal dan eksternal.

Selanjutnya actutuating mobilisasi yaitu melakukan laboratorium kepemimpinan selam dua bulan dan harus selesai. Tahapan terkahir adalah evidence base yaitu tahapan yang ditunjukkan dengan inovasi.

Pada prosesnya model yang dilakukan adalah Blended learning yaitu mix antara classikal dan virtual. Pada aspek ini para peserta akan lebih banyak pada virtual, sementara classical hanya dilakukan pada dua sesi.

“Yang paling penting adalah para peserta belajar menjadi pemimpin. Menginisiasi proses dari perencanaan, menginisisasi proses pembentukan tim, memimpin sendiri prosesnya, dan menunjuukan inovasi perbaikan layanan. Inovasi perbaikan layanan itu bukan semakin sulit melainkan harus semakin sederhana dan mudah,”paparnya.(SL)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini