Suasana sosialisasi di salah satru ruangan SMP Negeri 1 Tawangharjo.(FOTO:TM/ ARF/SL)

GROBOGAN(TERASMEDIA.ID)-Sebanyak 294 orangtua/wali murid kelas 7 SMP Negeri 1 Tawangharjo Kabupaten Grobogan, mengikuti acara sosialisasi Program Sekolah Penggerak (PSP) tahun 2022/2023 di gedung sekolahan setempat, Sabtu(14/01/2023).

Selain para orangtua/ wali murid, acara sosialisasi ini dihadiri Ketua Komite Sekolah Hariyoko beserta jajaran pengurus, Wakil Kepala Sekolah dan perwakilan para guru.

Kepala Sekolah Pratomo menjelaskan, bahwa dasar dari kegiatan ini adalah Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.1177/M/2020 tentang PSP.

Sedangkan tujuan dari PSP yaitu untuk meningkatkan kompetensi dan karakter sesuai profil pelajar pancasila, menjamin pemerataan kualitas pendidikan, membangun ekosistem pendidikan yang lebih kuat yang berfokus pada peningkatan kualitas serta menciptakan iklim kolaboratif di bidang pendidikan pada lingkup sekolah, pemerintah daerah dan pemerintah propinsi/pusat.

Pratomo juga mengatakan, bahwa berdasar Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini(PAUD), pendidikan dasar dan pendidikan menengah(Dikdasmen) No.0301/C/HK.2022 tentang Penetapan Satuan Pendidikan Pelaksana PSP angkatan ke-2, di Kabupaten Grobogan ada sebanyak 9 sekolah.

Sembilan sekolah itu diantaranya, SMP Negeri 1 Tawangharjo, SMP Negeri 2 Wirosari, SMP Negeri Satap 5 Geyer, SMP Negeri 1 Ngaringan, SMP Negeri 1 Toroh, SMP Negeri 2 Pulokulon, SMP Negeri 2 Karangrayung, SMP Negeri 2 Gabus dan SMP IT Al Alawi Purwodadi.

Menurut Pratomo, untuk sekolah penggerak pada angkatan ke- 1 yang lalu ada sebanyak tujuh sekolah yakni, SMP Negeri 1 Brati, SMP Negeri 5 Purwodadi, SMP Negeri 1 Tegowanu, SMP Negeri 3 Gubug, SMP Negeri 1 Wirosari, SMP Negeri 1 Gabus dan SMP Negeri 1 Grobogan.

“Manfaat menjadi sekolah penggerak adalah meningkatnya kompetensi pendidik, percepatan pencapaian profil pelajar pancasila, percepatan digitalisasi sekolah dan meningkatkan hasil mutu pendidikan dalam kurun waktu tiga tahun ajaran serta menjadi katalis perubahan bagi satuan pendidikan lain. Karena hal ini sangat relevan dengan visi pendidikan Indonesia,”papar Pratomo.

Pratomo juga menyampaikan, bahwa sasaran sebagai sekolah penggerak adalah untuk mewujudkan visi pendidikan Indonesia dimana visi pendidikan Indonesia yakni maju, berdaulat, mandiri dan berkepribadian melalui terciptanya pelajar pancasila.

“Unuk mewujudkan profil pelajar pancasla dilakukan melalui program intrakurikuler dan kokurikuler. Dalam program melalui kokurikuler maka juga melibatkan peran komite sekolah dan masyarakat sekitar,”ujarnya. (ARF/SL)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini