BLORA(TERASMEDIA.ID)– Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Blora, mengungkap cakupan kesehatan pada anak sekolah dan remaja belum mencapai angka 100 persen. Saat ini angka cakupan tersebut baru 96 persen.
Subkor Kesehatan dan Gizi Eny Kunarti mengungkapkan, cakupan kesehatan pada anak dan remaja menjadi salah satu indikator standar pelayanan minimum (SPM), sehingga perlu adanya penguatan.
” Cakupan pelayanan kesehatan untuk anak usia SD ini di tahun 2022 di bawah 100 persen, masih 96 persen. Harapannya tahun ini bisa 100 persen. Jadi ini penguatan,” kata Eny saat rapat koordinasi dengan petugas kesehatan dari Puskesmas se- Kabupaten Blora, Rabu (12/07/2023).
Menurut Eny, Rakor digelar mengingat dalam waktu dekat kegiatan pembelajaran tahun ajaran baru di sekolah sudah dimulai.
“Karena di bulan Juli ini ada kegiatan penjaringan kesehatan anak sekolah. Ini salah satu indikator cakupan kesehatan. Jadi nanti anak-anak baru kelas 1, kelas 7 dan kelas 10 akan dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh tim kesehatan dari Puskesmas,” ucapnya.
“Anak baru, nanti akan ada pelayanan kesehatan, pemeriksaan kesehatan status gizi, kejiwaan, tanda-tanda buta, gigi, mukut,” lanjutnya.
Eny juga mengatakan hasil pemeriksaan kesehatan pada anak dan remaja itu nanti harus dilakukan tindak lanjut dengan melakukan pemeriksaan di Pukesmas. Sehingga persoalan permasalahan kesehatan bisa teratasi.
“Harapannya, nanti setelah dilakukan pemeriksaan ada tindak lanjut. Hasil pemeriksaan ini nanti disampaikan pihak sekolah kepada orang tua murid, misal kalau ada permasalahan gigi berlubang harus dirujuk ke Puskesmas,” papar Eny.
Eny mengaku, belum tercapainya cakupan kesehatan pada anak sekolah dan remaja disebabkan berbagai faktor. Selain keterbatasan tenaga, ada anak yang tidak masuk sekolah pada saat dilakukan pemeriksaan.
“Makanya nanti kalau tidak masuk sekolah tetap akan kami periksa,” pungkasnya.(MG-11)
