Rahmad Handoyo anggota Komisi IX DPRRI bersama BKKBN Jateng, saat melakukan sosialisasi cegah stunting di Desa Sekaran, Kecamatan Wonosari, Klaten.(FOTO:TM/ Hasna)

KLATEN(TERASMEDIA.ID)– Anggota Komisi IX DPR RI bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Propinsi Jawa Tengah, gencar melakukan sosialisasi cegah stunting.

Kali ini sasarannya warga Desa Sekaran, Kecamatan Wonosari, Klaten, Jawa Tengah, Senin (04/09/2023).

Hadir sebagai narasumber, anggota Komisi IX DPR RI, Rahmad Handoyo, Kepala BKKBN Jateng Eka Sulistya Ediningsih dan Kepala Dinsos P3AKB, Klaten Much Nasir.

Rahmad Handoyo sebagai pembicara pertama mengangkat tema “Pentingnya Menerapkan Pola Hidup Sehat di Tengah-tengah Masyarakat”.

Menurut anggota legislatif dari Dapil V Jateng (Solo, Sukoharjo, Boyolali, Klaten) ini, dengan pola hidup sehat bisa mencegah stunting.

“Agar anak-anak kita sehat dan mempunyai masa depan cerah, terapkan pola hidup sehat sejak dini,” kata Rahmad Handoyo di hadapan sekitar 300 orang peserta sosialisasi.

Rahmad Handoyo meminta, bagi yang sudah remaja, untuk mengurangi dalam mengkonsumsi gula berlebih. Apalagi zaman sekarang, segala macam makanan ada dan tersedia. Tinggal memilih layanan online, makanan yang kita inginkan, bisa secepatnya datang.

Namun sayang, remaja zaman sekarang, kurang memperhatikan apakah makanan yang mereka konsumsi itu sehat atau tidak.

“Tetangga saya dua orang, masih muda usia 18 tahun, sudah divonis mempunyai penyakit gula. Karena apa? Dia sering mengkonsumsi minuman kekinian yang kandungan gulanya di atas ambang kewajaran.

“Siapa yang salah kalau sudah begini? Yang salah kita semua, sebagai orangtua mengapa tidak memperhatikan apa yang dikonsumsi anak,” kata pria berkacamata ini.

Pemuda dan pemudi yang sehat, bisa mencegah stunting. Lho kok bisa?

Sangat bisa! Karena calon pengantin (catin) yang sehat, sudah cukup umur (catin wanita 21 tahun, catin pria berusia 25 tahun), mempunyai pengetahuan reproduksi yang cukup, diharapkan bayi yang dikandung sampai berusia dua tahun, dalam keadaan sehat.

Ada apa dengan bayi berusia dua tahun? Rahmad melanjutkan, bahwa pada usia seribu hari pertama kehidupan yaitu sejak dalam kandungan hingga berusia dua tahun, adalah masa keemasan bagi tumbuh kembang batita (bawah tiga tahun).

Apabila pengetahuan orangtua bayi tentang makanan sehat, dirasa cukup, bayi akan tumbuh sehat.

Namun apabila bayi lahir dengan tanda-tanda bobotnya kurang dari 2,5 kilogram dan panjangnya kurang dari 48 centimeter, itu adalah resiko stunting.

Hal tersebut bisa ditangani atau dikoreksi di masa seribu hari pertama kehidupan. Memberi asupan gizi dan nutrisi yang cukup, serta memberi protein hewani. Seperti telur, lele, wader, dan lain-lain.

“Jangan sampai penanganannya terlambat, di atas dua tahun, nanti sulit dikendalikan,” ujar Rahmad Handoyo.

Kepala BKKBN Jateng, Eka Sulistya menambahkan, dengan memberi ASI ekslusif, itu salah satu mencegah stunting.
Bila anak tumbuh stunting sampai dewasa, berbagai penyakit akan datang menghampiri. Seperti darah tinggi, diabetes, dan lain-lain.

“Jangan sampai generasi Indonesia di masa mendatang, diisi generasi muda yang penyakitan tak berdaya. Kita harus cegah semua itu sejak dini,” kata Eka yang pandai berpantun tersebut.

Kepala Dinsos Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Much Nasir menandaskan, bahwa kunci mencegah resiko stunting adalah pada calon pengantin, seperti yang diungkapkan Rahmad Handoyo di depan.

“Bila catinnya sehat dan sesuai umur, Insya Allah bayi yang dilahirkan juga sehat,” kata Nasir.(Hasna)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini