BANYUMAS(TERASMEDIA.ID)-Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional atau BKKBN Provinsi Jawa Tengah, menggelar Advokasi, Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) di Hotel Surya Yudha Kota Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu (15/11/2023) siang.

Acara ini diikuti oleh ratusan pegawai di jajaran Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (DPPKB) dan Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) yang ada di pemerintahan Kabupaten Banyumas.

Pada acara ini BKKBN Jawa Tengah menghadirkan tiga orang nara sumber, yakni dr. Joriandhita Surya, yang menjabat sebagai Direktur Rumah Sakit Jogja International Hospital Purwokerto.

Kemudian Psikolog Rahmawati Wulandari, yang merupakan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda Asih Purwokerto, serta Krisianto, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Banyumas.

Pihak BKKBN Provinsi Jawa Tengah, menyebut, tujuan kegiatan ini untuk mengurangi angka kasus stunting anak di wilayahnya.

Sedangkan dr. Joriandhita memaparkan materinya soal bagaimana mencegah stunting anak dengan memberi pola makan yang benar dan sehat.

“Jadi agar tidak terjadi stunting, ibunya harus memperhatikan pola makannya terlebih dulu. Bagaimana mengatur waktu makan, caranya dan jenis makanannya, itu sangat penting bagi pertumbuhan anak agar sehat,” katanya.

Sementara itu, Rahmawati sendiri menyampaikan beberapa poin penting dalam melakukan pencegahan stunting pada anak.

Diantaranya, soal orangtua harus memahami perkembangan teknologi, paham perkembangan psikologi anak, paham upaya menciptakan kelekatan psikologis anak sesuai dengan usia, dan memperhatikan manajemen waktu yang seimbang antara tugas sebagai ibu, sebagai istri, sebagai anggota masyarakat, serta sebagai pekerja.

Selain itu, pada sesi tanya jawab kegiatan ini, beberapa peserta juga ada yang menanyakan bagaimana cara mengatasi atau solusi bagi anak yang terlalu agresif pada usia dibawah dua tahunan.

Karena, terkadang ada beberapa anak pada usia itu sangat agresif dalam bertingkah dan bermain.

“Sehingga terkadang ibu dari si anak merasa bingung dalam menangani,” tanya Nana, salah seorang peserta dari Kecamatan Kembaran.(Hasna)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini