Rahmad Handoyo, anggota DPR RI Komisi IX sedang memberikan materi terkait dengan pencegahan stunting.(Foto:TM/ Hasna)

KLATEN(TERASMEDIA.ID)– Berbagai cara dilakukan semua pihak untuk menurunkan angka stunting. Yang pasti, menerapkan pola hidup sehat harus dilakukan oleh siapa saja. Terutama para orangtua, untuk memberi contoh positip tersebut.

Demikian dijelaskan Rahmad Handoyo, anggota DPR RI Komisi IX, yang menjadi salah satu narasumber di kegiatan Sosialisasi Promosi dan KIE Program Percepatan Penurunan Stunting Bersama Mitra Kerja, Selasa (14/11/2023).

Kali ini sasarannya 300an warga Desa Ceporan (dan sekitarnya), Kecamatan Gantiwarno, Klaten, Jawa Tengah.

Narasumber lainnya yaitu Perwakilan dari Dissos P3AKB Klaten, Nuryanti. Hadir juga Kades Ceporan, Sutopo dan Camat Gantiwarno, Veronica Retno Setyaningsih.

Rahmad Handoyo menekankan, untuk para orangtua yang usianya di atas 40 tahun, harus mengurangi mengkonsumsi gula.

“Kebutuhan gula bagi tubuh kita, maksimal 50 gram menurut pakar kesehatan. Itu sudah terpenuhi dari minuman manis, nasi, kue-kue, dan makanan lainnya. Jadi harus hati-hati,” kata Rahmad Handoyo, politisi dari Dapil V Jateng ( Sukoharjo, Boyolali, Solo, dan Klaten) tersebut.

Menurut Rahmad Handoyo, apabila seseorang sudah divonis menderita penyakit gula, tidak bisa disembuhkan. Namun hanya bisa distabilkan.

Anggaran negara trilyunan rupiah, untuk mengatasi penyakit gula, hipertensi, jantung, kanker payudara, dan lain-lain.

“Orangtua harus memberi contoh hidup sehat, agar anak-anaknya juga menerapkan hal yang sama,” ujar Rahmad Handoyo dari Fraksi PDIP ini.

Apabila orangtua sudah menerapkan hidup sehat, dalam mengatasi resiko stunting di tengah-tengah masyarakat, akan lebih mudah.

Narasumber dari Dissos P3AKB Klaten, Nuryanti memaparkan, pihaknya sudah menjalankan banyak program terkait mengatasi resiko stunting.

Yaitu dengan membentuk Kampung Keluarga Berkualitas (KB) yang targetnya tersebar di 288 desa dari 401 desa di Klaten.

“Selain membentuk Kampung KB, Dissos P3AKB Klaten juga sudah mengembangkan dapur sehat atasi stunting (Dashat),” ujar Nuryanti dalam paparannya.

Kegiatan dalam Dashat, para kader PKK memberi pelatihan membuat makanan sehat untuk ibu hamil dan balita. Bahan yang diolah dari lokal lingkungan kita.

Ada sayur mayur yang ditanam di pekarangan rumah, ada lele yang diternak secara berkelompok atau pribadi, ada telur, dan lain-lain.

“Dengan memanfaatkan bahan lokal, selain hemat sekaligus kandungan gizi dan nutrisinya terjamin,” ujar Nuryanti.

Selain itu, Nuryanti sebagai Kabid Keluarga Berencana (KB), juga menganjurkan agar masyarakat mengikuti program KB.

Dengan program KB, jarak kelahiran anak bisa diatur, sehingga orangtua terutama ibu yang baru melahirkan, bisa lebih fokus memberi ASI kepada bayinya.

Nuryanti berharap, dengan kerja keras keroyokan atasi stunting ini, ke depannya akan lahir generasi hebat, cerdas, dan kuat di tahun emas NKRI yaitu tahun 2045.

Kades Ceporan, Sutopo mengatakan bahwa di desanya masih ada empat anak yang beresiko stunting.

Dalam kesempatan tersebut, panitia menyediakan doorprize menarik yaitu voucher belanja, kompor gas, sepeda gunung, dan lain-lain. (Hasna)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini