SRAGEN(TERASMEDIA.ID)-Wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi yang paling tinggi dalam 3 tahun terakhir.

Bahkan peningkatan lebih dari dua kali lipat dibanding tahun 2020 lalu.

Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen menilai salah satu penyebabnya, yakni kondisi cuaca yang tak menentu hingga membuat nyamuk berkembang biak.

Data DKK Sragen menunjukkan perkembangan DBD dalam tiga tahun terakhir kondisinya paling parah.

Hingga akhir September 2022 ini total sudah ada 163 pasien DBD. Padahal untuk periode 2020 bisa ditekan hanya 64 pasien. Sedangkan 2021 ada 94 pasien yang terserang DBD.

Namun patut disyukuri, sejauh ini belum ada kematian akibat DBD di Sragen selama 2022. Karena sebelumnya pada 2020 ada tiga pasien meninggal dan 2021 ada satu pasien meninggal akibat DBD.

Kepala DKK Sragen dr. Hargiyanto menjelaskan, pasien DBD untuk usia merata. Baik usia anak maupun dewasa tetapi lebih dominan pada anak-anak terserang DBD.

Hargiyanto menilai situasi cuaca yang dinilai tak menentu. Sehingga membuat genangan air yang berpotensi membuat nyamuk berkembang biak.

”Karena musim tidak menentu, sering hujan membuat sarang nyamuk,” ujar Hargiyanto.

Hargiyanto menyampaikan, langkah yang paling mungkin dilakukan yakni Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

Kemudian dilakukan langkah antisispasi seperti menanam tanaman yang mengusir nyamuk, menggunakan kelambu dan memelihara ikan di kolam yang memungkinkan memakan jentik.

Sedangkan soal kegiatan fogging, pihaknya menekankan harus memenuhi kriteria. Karena tidak boleh asal fogging sebab asap tersebut mengandung racun.

”Salah satu syaratnya, yakni ada warga yang dinyatakan positif DBD dan beberapa dinilai suspect atau badannya panas,” jelasnya.

Dia menilai soal wilayah yang terpapar DBD relative berubah. Jika dulu di kawasan yang rendah seperti Kecamatan Sragen dan Karangmalang lebih rentan daripada daerah yang tinggi.

Namun sekarang untuk daerah yang tinggi juga punya resiko yang sama.

Pihaknya juga telah menggelar rapat koordinasi Demam Berdarah dengan petugas pengampu di Kecamatan. Terkait Penanganan DBD, Kepala Puskesmas diminta agar tidak telat melakukan rujukan.(SL)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini