BANYUMAS( TERASMEDIA.ID)-Pendopo Adat Kejawen Grumbul Kalitanjung Desa Tambak Negara Kecamatan Rawalo, pada Minggu manis malam Senin pahing tanggal 30 Januari 2022 atau masuk tanggal 26 bulan Jumadilakir, dipenuhi pria berpakaian adat serba hitam dengan bawahan motif batik dan ikat kepala.

Mereka berkumpul bersila melaksanakan upacara sakral Nulak (tolak bala) dengan memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar masyarakat Indonesia khususnya warga Desa Tambak Negara diberi perlindungan dan dijauhkan dari wabah penyakit (pageblug).

Bau asap dupa menghantar pada doa yang mereka panjatkan. Doa dipimpin oleh kiai kesepuhan Tarnudi yang diikuti oleh 23 orang perwakilan kasepuhan adat kejawen Grumbul Kali Tanjung Desa Tambak Negara Kecamatan Rawalo Kabupaten Banyumas.

Setelah selesai memanjatkan doa, acara dilanjutkan dengan selamatan bersama dengan menyajikan tumpeng berkat yang dipersiapkan untuk jamuan makan bersama dan dibawa pulang sebagai berkah untuk keluarga.

Penyediaan sarana upacara tersebut diperoleh dari sumbangan masyarakat dan anggota kesepuhan kejawen.

“Simbol gotong royong yang sudah jarang ditemukan pada saat ini akan bisa kita lihat dan masih tetap dipertahankan oleh masyarakat adat Kalitanjung secara turun temurun,”kata Penasehat Paguyuban Kesepuhan Kejawen Kalitanjung,Kiai Muharto .

Kiai Muharto mengatakan, untuk menjadi kiai dan nyai kesepuhan kejawen adat, tidaklah mudah, karena melalui beberapa proses ritual unggah unggahan dimana calon kiai dan nyai kesepuhan sudah memasuki usia matang diatas 60 tahun dan sudah jauh dari niat dan kehendak duniawi, dan mereka belajar pada kiai guru dan kiai Tundagan selama tiga tahun.

Setelah lulus diadakan ritual udun udunan dimana nyai dan kiai tersebut sudah dapat bergabung bersama kiai kesepuhan lainnya dalam melaksanakan ritual adat kejawen.

Kiai Muharto mengaku, ada beberapa ritual dalam satu tahun yang dilakukan oleh masyarakat adat setempat, yakni, ritual Tutupan Sadran memasuki bulan puasa, bukak’an syawal tanggal 1 syawal, dibarengi dengan acara pagelaran wayang kulit dengan menyertakan sinden harus laki-laki, ritual sedekah bumi dan ruwat bumi pada bulan Sura.

“Selain Ritual Nyengget adalah ritual khusus untuk meminta hujan,” ujar kiai Muharto.

Pegiat muda seni budaya 99 Production Banteng Mas Rawalo, David Okta Nugraha, mengatakan, bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki pondasi budaya yang kokoh, mempertahankan budaya warisan leluhur yang adi luhur sebagai jati diri bangsa yang dapat diwariskan kepada anak cucu.

Menurut David, budaya kejawen Kalitanjung adalah bentuk budaya leluhur yang di dalamnya tertanam jiwa gotong royong dan saling menghormati.( H-03)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini