SOLO(TERASMEDIA.ID)-Anggota Komisi IX DPR RI, Rahmad Handoyo bersama jajaran Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Tengah dan BKKBN Solo, mengadakan sosialisasi cegah stunting di Kalurahan Pasar Kliwon, Solo, pada Sabtu (02/09/2023).

Sosialisasi dengan judul “Promosi dan Komunikasi Edukasi Informasi (KEI) Program Percepatan Penurunan Stunting Bersama Mitra Kerja” ini, diikuti sekitar 300 orang peserta dari petugas KB, kader penggerak PKK, Ketua RT, dan tokoh masyarakat lainnya.

Dalam kesempatan ini, Rahmad Handoyo didampingi Kabid Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Jateng, Agus Pujianto, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Surakarta, Purwanti, Lurah Pasar Kliwon, Supadno, dan Caleg PDIP dari Pasar Kliwon, Misgimin Bambang Cahyono.

Rahmad Handoyo mengingatkan kembali kepada para peserta sosialisasi, akan pentingnya mencegah resiko stunting.

“Karena ini merupakan gerakan bersama, jadi mencegah stunting itu tugas kita semua, tidak hanya Komisi IX saja, tidak hanya BKKBN saja, namun tugas kita semua,” kata Rahmad Handoyo.

Menurut Rahmat Handoyo, tidak mengapa program pencegahan stunting ini disebut kerja keroyokan. Karena ada peran semua masyarakat.

“Sosialisasi mencegah stunting harus dibarengi dengan edukasi cara mengolah makanan yang baik dan benar, agar nutrisinya tidak rusak,” kata Rahmad Handoyo, anggota DPR RI dari Dapil V Jateng ini.

Rahmad Handoyo menambahkan, dengan gerakan penurunan angka stunting ini, diharapkan masa depan anak lebih baik. Bila masa depan anak semakin baik, masa depan bangsa juga semakin baik.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Surakarta (DP3AP2KB) Purwanti, menambahkan, bahwa stunting itu bukan penyakit, sehingga bisa dicegah.

“Stunting itu bukan penyakit, sehingga bisa dicegah. Bagaimana cara mencegah? Harus cukup asupan gizi dan nutrisinya sejak bayi dalam kandungan, sampai berumur dua tahun,” jelas Purwanti.

Purwanti melanjutkan, dalam usia seribu hari sejak dalam kandungan, adalah masa pertumbuhan emas bagi seorang bayi.

”Memberi asupan gizi dan nutrisi yang seimbang untuk bayi, agar tumbuh kembang otak bayi bisa maksimal di seribu hari pertama kehidupan bayi,” kata Purwanti.

Kalau nutrisinya cukup, lanjut Purwanti, susunan otak akan menjadi lebih padat.

“Pemberian asupan nutrisi ini akan mempengaruhi tumbuh kembang otak, sehingga juga akan mempengaruhi aspek kognitif dan psikomotorik pada bayi,” kata Purwanti.

Sementara itu, Agus Pujianto yang mewakili BKKBN Jateng menambahkan, peran ibu-ibu atau bapak yang ikut program KB, juga salah satu pencegahan stunting.

“Karena dengan ber-KB, bisa menurunkan angka kematian pada ibu, angka kematian pada bayi, bisa menurunkan kemiskinan ekstrim, karena semua bisa terencana dengan baik,” ujar Agus.

Sosialisasi ini juga wajib diketahui oleh para remaja atau usia-usia menjelang pernikahan.

“Untuk calon pengantin wanita, usianya minimal 21 tahun, dan calon pengantin pria berusia 25 tahun. Apabila belum cukup umur, namun sudah menikah, bisa dicegah dengan menunda kehamilan dulu,” ucap Agus.

Dalam program percepatan pencegahan stunting ini, BKKBN yang ditunjuk Presiden RI sebagai koordinator percepatan penurunan angka stunting, sudah membentuk tim pendamping keluarga.

Tim pendamping keluarga (TPK) yang terdiri dari tiga unsur yaitu anggota PKK, bidan, dan kader ini, bertugas mendampingi keluarga yang mempunyai anak stunting.

“Apakah anak beresiko stunting tersebut sudah mendapatkan pelayanan yang maksimal atau belum? Asupan nutrisinya sudah seimbang belum? Itu tugas tim pendamping keluarga,” ungkap Agus.

Selain itu, tugas lainnya juga mencari ibu-ibu hamil yang masih butuh bantuan tercukupinya asupan nutrisinya. Juga mencari Bapak atau Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) yang bersedia membantu terpenuhinya makanan sehat untuk anak stunting.

“Di Pasar Kliwon ini masih ada tujuh anak stunting seperti yang dikatakan Bu Purwanti tadi, sehingga butuh penanganan serius,” terang Agus.

Pihaknya yakin, kalau masyarakat Solo yang berkecukupan, bersedia menyisihkan rejekinya untuk menurunkan angka stunting tersebut. (Hasna)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini