KEBUMEN(TERASMEDIA.ID)– Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Jawa Tengah kembali melakukan sosialisasi tentang “Penguatan Program Pembangunan Keluarga Bersama Mitra Kerja” di Hotel Mexolie Kebumen, Senin (27/11/2023).

Hadir sebagai narasumber Perwakilan BKKBN Jateng, Sri Winarni, Kepala Dinkes PPKB Kabupaten Kebumen, Dr. Iwan Danardono, Sp.Rad M.M.R, dan Teguh Imanto, S.GZ.

Dalam paparannya di hadapan para peserta Forum Genre se-Kabupaten Kebumen, Teguh Imanto mengatakan bahwa permasalahan yang dihadapi remaja biasanya masalah diet, sehingga melupakan asupan gizinya.

Banyak remaja yang berlomba-lomba menguruskan badannya, agar tidak dikatakan gendut. Padahal, kata Teguh, diet itu tidak boleh sembarangan.

Harus tetap memperhatikan gizi yang cukup. Karena, apabila diet terlalu ketat tanpa memperhatikan keseimbangan asupan gizi, bisa mengganggu kesehatan. Antara lain kekurangan berat badan, sampai tidak menstruasi. Juga bisa kehilangan energi kronis. Itu resikonya.

Selain diet, permasalahan kebanyakan remaja adalah obesitas atau kelebihan berat badan. Hal ini disebabkan karena asupan gizi melebihi kebutuhan tubuh.

Permasalahan-permasalahan tersebut harus dicarikan solusi, agar remaja sebagai generasi penerus tetap sehat dan bila berkeluarga kelak bisa menurunkan generasi yang sehat pula.

“Jangan sampai ada remaja yang kekurangan energi kronis yang berakibat anemia atau kekurangan darah yang bisa menyebabkan pusing, lemas, napas pendek, kulit terlihat pucat, nyeri pada dada, kaki dan tangan dingin, dan detak jantung tidak teratur. Jangan sampai hal itu terjadi pada remaja,”kata Teguh Imanto.

Caranya bagaimana?”

Untuk menghindari kekurangan energi kronis dan anemia, tambah Teguh, ada beberapa cara yang harus dilakukan remaja.

Selain mengkonsumsi makanan bergizi, olahraga teratur, memastikan kebutuhan vitamin C tercukupi, mengkonsumsi tablet Fe secara rutin, mengkonsumsi makanan yang mengandung kalsium, dan mengurangi minuman yang mengandung kafein dan tannin.

Narasumber lainnya, dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen, Iwan Danardono mengamati bahwa anak yang kekurangan gizi, tidak saja memicu stunting, namun juga menghambat kecerdasan, memicu berbagai penyakit dan menurunkan produktifitas.

“Kekurangan gizi pada anak, dampaknya sangat luas. Bisa gagal tumbuh, menghambat perkembangan kognitif dan motorik, dan gangguan metabolik bila sudah dewasa,” ujar Iwan.

Diharapkan bagi keluarga yang memiliki bayi di bawah dua tahun (baduta) harus betul-betul diperhatikan asupan gizi pada anak-anaknya. Jangan sampai anak menderita berkepanjangan, hanya karena salah asuh orangtuanya.

Hal ini perlu diketahui oleh para remaja, betapa pentingnya mengasuh anak penuh kasih sayang dan memberi gizi seimbang pada tubuh bayi yang sedang tumbuh kembang.

“Pengetahuan seperti ini wajib dimengerti oleh para remaja, agar ke depan kelak, tidak ada lagi bayi yang lahir stunting, tidak ada lagi calon pengantin yang anemia, tidak ada lagi ibu hamil yang kekurangan gizi, dan lain sebagainya. Mulai sekarang, mari jalani hidup sehat,” pinta Iwan.

Kekurangan gizi di masyarakat, banyak sekali faktornya. Di antaranya, kemiskinan, minimnya pengetahuan akan gizi, daya beli masyarakat yang lemah sehingga tidak sanggup memenuhi gizi keluarga, dan lain-lain.

Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan oleh semua narasumber, agar semakin banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya menjalani pola hidup sehat.

“Ibu-ibu setelah melahirkan agar tetap menyusui bayinya sampai dua tahun, perlu menjaga lingkungan dan sanitasi yang bersih, dan lain-lain,”harapnya.(Hasna)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini