KENDAL(TERASMEDIA.ID)-Romsih, nenek berusia 70 tahun Warga RT 05/01 Dusun Bengkelo, Desa Banyuurip, Kecamatan Ngampel, ditemukan sudah dalam keadaan tewas mengenaskan di ruang tengah rumah miliknya, Rabu(12/05/2021).
Diduga, korban tewas menjadi korban penganiayaan dengan sebatang kayu yang dilakukan oleh anaknya sendiri, Mustari(30).
Rohmat(61), tetangga korban mengatakan, sekitar pukul 05.15 WIB, korban sempat datang ke rumahnya untuk meminta minum dan sepiring nasi. Tak selang beberapa lama, korban pamit pulang dengan alasan akan tiduran di rumah.
Namun sekitar pukul 09.30 WIB, ia mendapat kabar bahwa korban meninggal dunia akibat dianiaya dengan sebatang kayu oleh anaknya, Mustari(30).
“Saya tidak tahu persis meninggalnya korban. Tapi diduga korban dianiaya oleh Kustari dengan sebatang kayu,”kata Rohmat.
Rohmat mengaku, korban Romsih(70) ini, sehari- hari tinggal serumah bersama dengan pelaku, meski beberapa tahun terakhir, pelaku sering mengamuk layaknya orang stres.
“Saya juga heran. Banyak yang bilang, Mustari itu stres, tapi dia hafal semua dengan nama- nama orang yang ada di sekitarnya. Menghitung uang juga bisa layaknya orang normal dan tahu nilai nominalnya,”ujar Rohmat.
Setelah jenazah korban dimandikan oleh warga, sekitar pukul 10.30 WIB, petugas polisi dari Polsek Pegandon dan Polres Kendal membawa jenazah korban ke Rumah Sakit Umum Daerah(RSUD) Soewondo Kendal, untuk dilakukan otopsi.
Sedangkan pelaku, dibawa ke Mapolres Kendal untuk dimintai keterangan berikut barang bukti berupa potongan kayu tersebut.
Kapolsek Pegandon Iptu Zaenal Arifin yang dimintai keterangan lewat telephone mengatakan, saat ini, jenazah korban sedang dilakukan otopsi di RSUD Soewondo Kendal. Korban diduga meninggal akibat serangan jantung.
“Jika ada yang bilang korban meninggal akibat dipukul oleh anaknya dengan sebatang kayu, itu tidak benar. Kami masih menunggu hasil otopsi dari RSUD Soewondo Kendal, apakah korban meninggal akibat serangan jantung atau lainya. Karena di tubuh korban tidak ditemukan tanda- tanda luka akibat kekerasan,”ujar Iptu Zaenal.(Likwi)