Rahmad Handoyo, anggota Komisi IX DPR RI sedang sosialisasi cegah stunting.(FOTO:TM/Hasna)

SOLO(TERASMEDIA.ID)-BKKBN Jawa Tengah bersama anggota Komisi IX DPR RI melakukan Sosialisasi Promosi dan KIE Program Percepatan Penurunan Stunting Bersama Mitra Kerja di Kelurahan Laweyan (dan sekitarnya), Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Jumat (27/10/2023).

Hadir sebagai narasumber, Rahmad Handoyo, anggota Komisi IX DPR RI, Reni Nuraini (Perwakilan BKKBN Jateng), dan Purwanti (Kepala Desa P3AKB Solo).

Kepala Dinas P3AKB Solo, Purwanti, mengatakan, prakonsepsi sebelum menikah itu sangat penting. Berbagai cara dan upaya dilakukan untuk mencegah stunting. Diawali dari para calon pengantin (Catin) yang harus memeriksakan kesehatannya, tiga bulan sebelum menikah.

“Jangan mendahulukan foto prewedding-nya, namun prakonsepsinya malah lupa. Jangan sampai itu terjadi,” ujar Purwanti di hadapan ratusan peserta sosialisasi cegah stunting tersebut.

Prakonsepsi sebelum menikah yaitu memeriksakan kesehatan para Catin, sangat penting.
“Yang harus diperhatikan ada tiga hal utama, yaitu prakonsepsi, menjaga kesehatan saat hamil, dan pola asuh bayi ketika sudah melahirkan,” kata Purwanti.


Menurut data, angka anak beresiko stunting di Solo, masih banyak. Untuk di Kecamatan Laweyan, masih ada 11 anak.

Rahmad Handoyo menambahkan, apabila tiga hal tersebut diperhatikan betul oleh semua masyarakat, angka stunting di Indonesia bisa dicegah sedemikian rupa.

“Mencegah itu lebih baik daripada mengobati. Kita harus mempersiapkan anak kita, cucu kita untuk menghadapi tahun emas Indonesia pada 2045 yang akan datang,” ujar Rahmad Handoyo, politisi dari Dapil V Jateng (Sukoharjo, Solo, Boyolali, Klaten) tersebut.

Bagaimana cara mencegahnya? Saat masih di bawah usia 2 tahun, bayi harus mendapatkan asupan gizi dan nutrisi yang seimbang.

Protein hewani tidak boleh ditinggalkan. Minimal harus mengkonsumsi dua butir telur setiap hari. Juga pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan ASI dengan pendamping makanan tambahan sampai usia 2 tahun.

“Stunting itu bukan penyakit, sehingga masih bisa dikoreksi atau ditangani sebelum usia 2 tahun,” ucap anggota DPR RI dari Fraksi PDIP ini.

Narasumber dari BKKBN Jawa Tengah, Reni Nuraini menambahkan, untuk ibu yang baru melahirkan, ASI pertama kali yang berwarna kehijauan, tidak boleh dibuang.

ASI yang keluar pertama kali tersebut banyak mengandung kolestrum yang berfungsi sebagai antibody pada bayi.

Mengapa bayi selama 6 bulan hanya diberikan ASI saja? Karena usus bayi dan pencernaannya masih lembut, sehingga tidak boleh kemasukan makanan yang keras. Paling ideal hanya ASI saja.

“Saya tidak perlu menambahkan materi terlalu banyak, karena semua sudah disampaikan oleh Pak Rahmad Handoyo yang luar biasa menguasai cara mencegah stunting. Asal bapak ibu semua mengikuti semua saran dari narasumber, stunting bisa dicegah,” ungkap Reni Nuraini.

Lurah Laweyan, Agus Wahyu Purnomo sangat senang dengan adanya sosialisasi tersebut. Sehingga warganya sudah mempunyai bekal pengetahuan terhadap bahaya stunting dan cara mencegahnya.

Dalam kesempatan tersebut, panitia menyediakan doorprize menarik. Yaitu voucher belanja, kompor gas, dan sepeda gunung. Sosialisasi berlangsung seru namun santai.(Hasna)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini