SOLO(TERASMEDIA.ID) -Resiko stunting bisa dicegah sejak usia anak sebelum mencapai dua tahun. Masa ini adalah gold period atau periode emas bagi tumbuh kembang anak.

Demikian dijelaskan Rahmad Handoyo, anggota Komisi IX DPR RI, yang menjadi narasumber pada kegiatan sosialisasi “Komunikasi Informasi dan Edukasi Percepatan Penurunan Stunting” yang diadakan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Jateng.

Kegiatan berlangsung di gedung serbaguna Kelurahan Karangasem, Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Kamis (25/01/2024).

Hadir narasumber lainnya, Kepala Perwakilan BKKBN Jateng, Eka Sulistya Ediningsih dan Kepala Dinas P3AKB Pemkot Solo, Purwanti.

Untuk memberi asupan gizi dan nutrisi pada anak, tambah Rahmad, tidak perlu dengan makanan yang harganya mahal. Cukup dari lingkungan terdekat, yang bisa dibudidayakan sendiri.

Misalnya, dengan menanam aneka sayuran di pekarangan rumah, membudidayakan ikan lele, beternak ayam, dan lain-lain.

“Jadi tidak perlu dengan yang mahal-mahal. Manfaatkan pekarangan rumah dengan aneka sayuran dan beternak,” kata Rahmad Handoyo, politisi asal Dapil V Jateng yaitu Sukoharjo, Solo, Boyolali, dan Klaten ini.

Kepala BKKBN Jateng Eka Sulistya Ediningsih menambahkan, usia emas tumbuh kembang anak, sangat membutuhkan makanan dari sayuran, telur, ikan, daging, dan buah-buahan.

“Benar yang dianjurkan Pak Rahmad tadi, anak butuh ikan lele, butuh telur, sayuran, buah, susu, dan sebagainya,” ujar Eka.

Dengan menanam sayuran dan beternak sendiri, pengeluaran keluarga bisa hemat dan ketahanan pangan bisa terjaga.

“Dengan beternak ayam, bisa kita ambil telur dan dagingnya, ikan lele bagus sekali untuk anak. Mari kita manfaatkan periode emas ini dengan sebaik-baiknya,” kata Eka.

Pencegahan stunting dimulai sejak bayi dalam kandungan sampai anak lahir usia dua tahun.

Bayi lahir sampai enam bulan harus diberi ASI eksklusif. Setelah enam bulan sampai usia dua tahun tetap harus diberi ASI plus makanan tambahan atau pendamping ASI.

Narasumber dari Dinas P3AKB Pemkot Solo, Purwanti, menganjurkan untuk tetap mendatangi Posyandu, untuk memantau tumbuh kembang anak pada balita.

“Bila anak sudah usia tiga tahun dan sekolah PAUD, sepulang sekolah bisa langsung mendatangi Posyandu saat timbangan,” kata Purwanti.

Di Solo, masih banyak anak yang beresiko stunting. Dipantau dari kegiatan timbangan berat badan di Posyandu, masih ada 900 lebih anak yang beresiko stunting.

“Dengan pola asuh yang bagus sejak seribu hari pertama kehidupan, kita harapkan tidak ada new stunting di tahun 2024 ini,” ujar Purwanti.

Dalam kesempatan tersebut, panitia membagikan doorprize menarik untuk para peserta sosialisasi. Yaitu voucher belanja, setrika, jam dinding, kompor gas, sepeda gunung, dan lain-lain. (Hasna)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini