REMBANG(TERASMEDIA.ID)-Dalam rangka memperingati hari Batik Nasional ke-13, Paguyuban Pengrajin Batik Tulis Lasem menggelar lomba foto dengan tema “Lasem Memanggil”di salah satu gang Desa Karangturi Lasem, Rabu (31/08/2022) malam.

Lomba foto tersebut mensyaratkan peserta harus mengenakan kebaya dan batik tulis Lasem.

Pembukaan lomba foto ini, dilakukan oleh Pelaksana Harian (Plh) Bupati Rembang Mochamad Hanies Cholil Barro, didampingi sang Istri Siti Halimatussa’diyah, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Prapto Raharjo, Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM (Disdakop UKM) M Mahfudz, jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Lasem, paguyuban Kepala Desa se Kecamatan Lasem serta sejumlah tokoh masyarakat Lasem.

Plh Bupati Rembang yang saat ini menjabat sebagai Wakil Bupati Rembang itu berharap, kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh warga lokal saja, tetapi juga skala nasional bahkan internasional.

Hal itu tak muluk- muluk, mengingat Lasem sudah terkenal hingga ke mancanegara.

“Harapan kami kegiatan ini tidak hanya untuk lokal kabupaten saja, tetapi nasional bahkan dunia. Karena batik tulis Lasem sudah terkenal di dunia, ” katanya.

Kegiatan tersebut, menurut Plh Bupati, juga dapat mendukung sekaligus mempromosikan Lasem sebagai kota pusaka.

Perwakilan Paguyuban Pengrajin Batik Tulis Lasem , Santoso mengatakan, selama adanya pandemi Covid-19 atau sekitar dua tahunan, peringatan hari batik nasional tidak dilakukan atau vakum.

Melihat kondisi saat ini, Covid-19 sudah bisa terkendali atau kasusnya melandai, akhirnya sejumlah pihak ingin mempromosikan Lasem dengan cara lain.

Salah satu ide yang muncul yaitu lomba foto dengan mengenakan busana batik tulis Lasem. Di fleyer dan banner yang beredar detailnya berkebaya dengan bawahan asli batik tulis Lasem.

“Harapan kami kegiatan ini tidak hanya untuk lokal Kabupaten saja, tetapi nasional bahkan dunia. Karena batik tulis Lasem sudah terkenal di dunia, ” ujarnya.

Kegiatan tersebut menurut Gus Wabup juga dapat mendukung sekaligus mempromosikan lasem sebagai kota pusaka.

Perwakilan Paguyuban Pengrajin Batik Tulis Lasem , Santoso mengatakan selama pandemi covid-19 sekitar 2 tahunan ini peringatan hari batik nasional vakum.

Melihat kondisi saat ini, Covid-19 sudah bisa terkendali atau kasusnya melandai, akhirnya sejumlah pihak ingin mempromosikan Lasem dengan cara lain.

Salah satu ide yang muncul yaitu lomba foto dengan mengenakan busana batik tulis Lasem. Di fleyer dan banner yang beredar detailnya berkebaya dengan bawahan asli batik tulis Lasem.

“Foto bisa diambil dengan background di gang Desa Karangturi, belakang masjid, Alun- alun Lasem atau tempat lainnya yang penting masuk ke dalam kota pusaka. Batiknya yang dipakai kalau bisa dikasih narasi, ” papar Santoso yang juga pengusaha batik tulis Lasem ini.

Menurut Santoso, lomba foto dengan tema “Lasem Memanggil” ini, sudah disiapkan hadiah berupa uang tunai dan batik tulis Lasem.

Bagi juara 1, 2 dan 3 berturut- turut mendapatkan Rp.2 juta, Rp.1,5 juta, Rp.1juta, sedangkan juara 4 sampai 10 berhak mendapatkan hadiah kain batik tulis Lasem asli.

Ditambahkan, peserta harus perempuan dengan usia antara 17 sampai 50 tahun. Peserta harus berdomisili di Kabupaten Rembang, namun bagi wisatawan tetap bisa ikut namun dengan menyertakan bukti fotocopy kuitansi penginapan.

“Nah siapa tau ada wisatawan jauh- jauh dari luar kota ke Lasem. Terus mengetahui ada lomba , akhirnya mereka beli batik tulis Lasem dibuat ikut lomba, ” ujarnya.

Untuk dewan juri, panitia menggandeng Dr.H. Komarudin Kudiya seorang pengusaha batik di Bandung dan aktif di Yayasan Batik Indonesia, Yosepin Sri Ningsih seorang Dosen dan Ketua Program Desain Mode U.K Maranatha di Bandung, Penggagas Lasem Heritage, Agik NS dan Feri Latief Kontributor National Geographic Indonesia.(Dul)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini