Anggota Komisi IX DPR RI, Rahmad Handoyo sedang memberikan materi sosialisasi.(FOTO:TM/ Hasna)

SOLO(TERASMEDIA.ID)– Anggota Komisi IX DPR RI, Rahmad Handoyo, mengadakan kegiatan Promosi dan KIE Program Percepatan Penurunan Stunting Bersama Mitra Kerja di Kelurahan Tipes, Kecamatan Serengan, Solo, Jawa Tengah, Sabtu(21/10/2023).

Rahmad Handoyo menekankan kepada peserta sosialiasi ini untuk menjalani pola hidup sehat. Salah satunya dengan mengurangi mengkonsumsi gula berlebihan.

Selain Rahmad Handoyo, hadir narasumber lainnya, yaitu Kurnia Widianto, perwakilan dari Dinas P2AKB Solo, Nasri Yatiningsih, Perwakilan dari BKKBN Jawa Tengah dan Lurah Tipes, Suharudi selaku tuan rumah.

Berulangkali Rahmad Handoyo mengingatkan agar para orangtua memperhatikan betul pola hidup sehat. Tidak hanya untuk dirinya sendiri, namun juga untuk seluruh anggota keluarga.

“Bila masing-masing keluarga sudah sadar akan arti pentingnya hidup sehat, diharapkan angka stunting bisa turun dan bisa dicegah,” kata Rahmad Handoyo politisi senior Dapil V Jateng (Sukoharjo, Boyolali, Solo, Klaten) dari Fraksi PDIP ini.


Dalam sehari, tambah Rahmad, manusia hanya diperbolehkan mengkonsumsi gula sebanyak empat sendok. Itu bisa berasal dari nasi yang dikonsumsi dan minuman manis. Apabila mengkonsumsi lebih dari itu, dikhawatirkan berpotensi menjadi penyakit gula.

Apabila ada anak yang mengkonsumsi minuman manis berlebih, tanpa pengawasan orangtua, hal tersebut sangat disayangkan.

“Yang salah itu bukan anaknya, tapi itu kelalaian orangtua yang kurang mengawasi anak-anaknya. Jangan sampai itu terjadi di sini,” ujar Rahmad Handoyo.

Sebab, bila seseorang itu sudah divonis menderita sakit gula, tidak bisa disembuhkan. Namun kadar gulanya bisa distabilkan.

“Penyakit gula di Indonesia cukup tinggi, dan itu menjadi momok bagi kita semua,” jelas Rahmad Handoyo. Dengan adanya hal tersebut, Rahmad mengimbau agar semua pihak berhati-hati. Karena mencegah itu lebih mudah daripada mengobati.

“Nah, bila dalam satu keluarga sehat, kami harapkan keturunannya juga sehat, tetangga kanan kiri juga sehat, lingkungan sehat. Dengan begitu, angka stunting menurun,” kata Rahmad Handoyo.

Narasumber perwakilan dari Dinas P2AKB Solo, Kurnia Widianto menambahkan, menjaga pola hidup sehat harus dilakukan oleh semua warga, semua masyarakat.

Karena, mempunyai keluarga sehat itu keren. Dengan menerapkan pola hidup sehat, biaya yang dikeluarkan lebih hemat. Berbeda kalau sudah sakit, biaya pengobatannya pasti akan mahal.

Keluarga Keren Monggo Cegah Stunting, itulah tema yang dibawakan oleh Kurnia Widianto, sangat relevan dengan apa yang sudah dipaparkan oleh anggota Wakil Rakyat Rahmad Handoyo.

“Dengan menerapkan pola hidup sehat dari anak, sampai dewasa, sampai menjadi orangtua, itu keren. Sanggup nggih bapak ibu sedoyo?” kata Kurnia.

Sementara narasumber dari perwakilan BKKBN Jateng, Nasri Yatiningsih menggarisbawahi bahwa untuk mendapatkan keluarga sehat, dimulai dari calon pengantin.

Untuk menuju jenjang pernikahan, Nasri berharap, para calon pengantin tidak perlu heboh melakukan prewedding yang berlebihan. Yang perlu dilakukan seharusnya memeriksa kesehatannya tiga bulan sebelum hari H pernikahan.

Mengapa harus tiga bulan sebelumnya? Karena bila tim kesehatan menemukan ada kekurangan, bisa diperbaiki sesegera mungkin. Yang diperiksa terhadap catin itu adalah lingkar lengan atas (lila) tidak boleh kurang dari 23,5 centimeter, hemoglobinnya tidak boleh kurang dari 11,5, juga diperiksa tinggi badan dan berat badan juga. Untuk catin pria, harus berhenti merokok selama 70 hari.

“Nah, bila sudah direncanakan kesehatannya sedemikian rupa, diharapkan saat siap hamil, semua dalam keadaan sehat, sehingga bayi yang di dalam kandungan tumbuh dengan sehat pula,” jelas Nasri selaku Ketua Tim Pokja Advokasi Penggerakan dan Informasi (Admin) BKKBN Jateng ini.

Bila sudah hamil, jangan lupa memeriksakan tumbuh kembang bayi dalam kandungan dan kesehatan bumil sendiri, setidaknya 6 kali selama kehamilan. Atau setiap bulan sekali ke puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya.

“Ibu hamil tidak boleh anemia, tidak boleh stress, dan harus mengkonsumsi telur setidaknya satu butir sehari atau kalau bisa 2 butir,” ucap Nasri.

Untuk menjaga kesehatan lainnya, setelah masa nifas selesai, pasutri harus mengikuti program Keluarga Berencana. Dengan tujuan, agar bisa fokus merawat bayinya dan bisa mengatur jarak kelahiran.

“Program KB bisa menghindarkan 4T yaitu terlalu muda melahirkan, terlalu tua melahirkan, terlalu dekat jarak kelahiran, dan terlalu sering melahirkan. Itu yang harus kita hindari,” kata Nasri.

Sosialisasi yang diikuti sekitar 300 peserta ini, berjalan lancar dan komunikatif. Panitia juga menyediakan doorprize menarik yaitu voucher belanja, kompor gas, sepeda gunung, dan lain-lain. (Hasna)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini