Narasumber dan para peserta sosialisasi stunting foto bersama.(Foto:TM/ Hasna)

SOLO(TERASMEDIA.ID)- Mempunyai keluarga keren, adalah salah satu cara untuk mencegah stunting. Karena, dalam keluarga yang keren, akan selalu menjaga kesehatan masing-masing anggota keluarganya.

Apabila di dalam keluarga itu sudah sadar akan pentingnya kesehatan, maka anak-anak yang tumbuh dalam keluarga tersebut, bisa mencapai cita-citanya setinggi langit, bisa menjadi generasi yang hebat untuk keluarga, bangsa, dan negara.

Demikian yang mengemuka dalam Sosialisasi Promosi dan KIE Program Percepatan Penurunan Stunting Bersama Mitra Kerja di Kelurahan Joyotakan, Sabtu (11/11/2023).

“Karena harta yang paling berharga adalah keluarga. Karena keluarga keren bisa mencegah stunting,” kata Kurnia Widianto, narasumber dari Dinas P2AKB Solo.

Hadir narasumber lainnya yaitu Rahmad Handoyo anggota Komisi IX DPR RI, dan Perwakilan dari BKKBN Jateng, Iwan Dwi Antoro.

Dalam paparannya di hadapan 300 peserta sosialisasi tersebut, Rahmad Handoyo menambahkan, untuk mendapatkan generasi yang hebat, harus diawali sejak dini dengan pola asuh yang baik dan benar.

Pola asuh yang baik, diawali sejak bayi dalam kandungan sampai bayi berusia dua tahun. Atau biasa disebut seribu hari pertama kehidupan (HPK).


“Sesuai program Gubernur Jawa Tengah yaitu Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng, kita semua harus peduli dan memperhatikan ibu-ibu hamil di sekitar kita,” ucap wakil rakyat dari Dapil V Jateng (Sukoharjo, Solo, Boyolali, dan Klaten) tersebut.

Dalam memperhatikan orang hamil, bisa dalam bentuk saling mengingatkan. Apakah sudah memeriksakan kehamilannya atau belum? Juga yang tidak kalah pentingnya, asupan gizi dan nutrisi untuk bumil harus terpenuhi.

“Apabila ada bumil yang bobot tubuhnya tidak naik-naik, perlu diwaspadai, harus segera memeriksakan diri ke tenaga kesehatan,” kata Rahmad Handoyo, politisi dari Fraksi PDIP ini.

Setelah hamil, sampai bayi lahir, perlu diberi ASI eksklusif yang cukup, sampai usia 6 bulan.

“Selama 6 bulan, hanya diberi ASI saja, belum perlu makanan tambahan,” jelas Rahmad Handoyo.

Narasumber dari BKKBN Jateng, Iwan Dwi Antoro juga menyampaikan, setelah pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan, tetap harus dilanjutkan sampai usia dua tahun.

“Pemberian ASI harus tetap jalan terus sampai usia dua tahun. Namun kali ini harus dengan makanan pendamping,” jelas Iwan.

Iwan menjelaskan, bila selama ini makanan pendamping dengan sayur bening, bisa diubah dengan pemberian kuah gulai, kuah opor, dan lemak yang lain.

“Bayi usia dibawah dua tahun, sangat membutuhkan lemak, kolesterol, protein nabati, dan nutrisi lainnya. Boleh kita berikan itu,” ucap Iwan.

Iwan juga mengingatkan, agar istri atau suami melakukan program KB setelah anak lahir, untuk menjaga jarak.

Dulu, program KB dengan slogan dua anak lebih baik, dua anak sudah cukup, dan sekarang dua anak lebih sehat dan lebih baik.

“Program KB sangat bagus, untuk menghindari 4T yaitu terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering, dan terlalu banyak,” ungkap Iwan.

Dengan membuat jarak kelahiran anak, orangtua yang mengasuh lebih tenang dan lebih fokus. ASI juga tidak terganggu, sehingga bayi lebih sehat.

Lurah Joyotakan, Sandi Mulyanto mengatakan, di wilayahnya masih ada 8 anak yang stunting. Dengan adanya sosialisasi tersebut, pihaknya berharap, warganya semakin sadar untuk menerapkan pola hidup sehat.

Selain Lurah Joyotakan selaku tuan rumah, nampak hadir anggota DPRD Solo, Roni Kamtoro.

Dalam kesempatan tersebut, panitia menyediakan doorprize menarik yaitu voucher belanja, kompor gas, dan sepeda gunung.(Hasna)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini