Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo sedang memberikan materi sosialisasi stunting.(Foto:TM/ Hasna)

SOLO(TERASMEDIA.ID)– Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Jateng bersama mitra kerja, mensosialisasikan “Komunikasi Informasi dan Edukasi Percepatan Penurunan Stunting” di Hotel Kusumasari Jebres, Solo, Jawa Tengah, Selasa (23/01/2024).

Hadir narasumber anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo, Perwakilan dari BKKBN Jateng Suwarno, dan dari Dinas P3AKB Pemkot Solo, Purwanti.

Di hadapan ratusan peserta sosialisasi, Rahmad Handoyo selalu mengingatkan agar orangtua yang berusia 40 tahun ke atas, secara berkala memeriksakan kesehatannya di Puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya.

“Cek kesehatan itu penting, pemerintah sudah menyediakan layanan kesehatan lengkap dan gratis,” kata Rahmad Handoyo, politisi asal Dapil V Jateng yaitu Sukoharjo, Solo, Boyolali, dan Klaten ini.

Dalam pencegahan stunting, pesan Rahmad Handoyo, para orangtua harus waspada bila bobot baduta (bawah dua tahun) tidak naik satu kali saja, saat timbangan di Posyandu.

“Tidak naik satu kali saja, kita harus waspada, tidak boleh menyepelekan akan hal ini,” ujar Rahmad.

Agar bobot anak semakin bertambah setiap bulannya, harus diberi asupan gizi dan nutrisi yang seimbang.

“Untuk detailnya, nanti akan dilanjutkan oleh Bu Purwanti,” ucap Rahmad.

Narasumber dari BKKBN Jateng, Suwarno, untuk mendapatkan bayi yang sehat, sebaiknya suami tidak merokok selama tiga bulan.

Mengapa? Karena hal tersebut akan mempengaruhi kualitas sperma yang dihasilkan.

Untuk para calon pengantin itu, mengapa harus memeriksakan kesehatannya tiga bulan sebelum menikah, inilah fungsinya. Salah satunya biar kualitas sperma bagus.

“Bila sudah maksimal menjaga kesehatan, di antaranya berhenti merokok, nanti setelah menikah dan siap membuahi, hasilnya bagus,” kata Suwarno.

Selain itu, juga harus ditunjang dengan makanan yang bergizi dan nutrisi seimbang untuk ibu hamilnya.

Narasumber dari Dinas P3AKB Pemkot Solo, Purwanti menambahkan, untuk para orangtua yang baru melahirkan, segera mengikuti program Keluarga Berencana.

Purwanti juga berpesan, agar para orangtua rajin berkunjung ke Posyandu, untuk menimbang bobot badutanya.

“Stunting bisa dicegah atau dikoreksi sebelum anak berusia dua tahun. Maksimalkan usia periode emas ini,” pesannya kepada para peserta sosialisasi.

Tahun 2024 ini, para narasumber berharap tidak ada lagi stunting baru. (Hasna)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini