KLATEN(TERASMEDIA.ID)– Masakan kuliner khas Pantura, tak diragukan lagi kelezatannya. Salah satunya mangut kepala ikan manyung, yang diberi kuah santan kental, bumbunya pedes. Rasanya maknyus, nendang di lidah.

Nah, untuk warga Pantura yang tinggal di Klaten dan sekitarnya, bila kangen masakan mangut, datang saja ke Rumah Makan Juremi-Rio Amborowati(JR) di Jalan Raya Dukuh Nglarang, Desa Basin, Kecamatan Kebonarum, Klaten.

Untuk mencari lokasi ini sangat mudah. Bila dari arah Solo, sesampai di traffic light Polsek Jogonalan, ambil arah kanan lurus saja sekitar 500 meter, kanan jalan.

Menurut Rio Amborowati, rumah makan spesial mangut ini baru ia buka dua bulan yang lalu.

Pertimbangannya, kuliner mangut kepala ikan manyung ini, jarang ditemui di Klaten, bahkan tidak ada. Makanya, ia memberanikan diri untuk cek ombak pembeli, seberapa besar minatnya terhadap kuliner pantura ini.

Sambutannya ternyata luar biasa. Dalam sehari, Rio mengaku bisa menjual sekitar 50 porsi. Bahkan kalau akhir pekan bisa lebih dari itu.

Perporsi harganya cukup terjangkau, yaitu Rp25.000. Selain mangut kepala ikan manyung, menu lainnya juga ada. Yaitu mangut daging asap, mangut lele, udang penyet, lele penyet, dan daging asap penyet.

“Awalnya, saya memang pecinta kuliner mangut. Kalau ke Pati, belum menikmati kepala ikan manyung, rasanya kurang lengkap. Dari situlah, saya memilih menjual menu ini, karena saya suka duluan,” ujar Rio, saat ditemui di warungnya, Sabtu (02/03/2024).

Rio beserta suami dan keluarganya, memang sering ke Pati, karena suaminya berasal dari Pati.

Untuk bahan bakunya, ia datangkan langsung dari Juwono, Pati.

Di tangan Rio, bahan baku yang sudah diasapi dari sononya, ia bumbui agar meresap lalu sisihkan.

Selanjutnya ia membuat kuah santan berbumbu penuh rempah. Cirikhas mangut berbumbu pedas, perpaduan cabai dan merica.

Saat menyajikan, daging asap yang sudah dibumbui, dimasukkan ke kuah panas sebentar, lalu diangkat taruh piring, serta disiram kuah panas. Tidak lupa diberi potongan tomat, juga taburan bawang goreng. Aromanya wangi rempah, siap disajikan.

“Setiap ada pengunjung, saya sajikan mendadak, agar kuahnya panas,” kata Rio.

Salah seorang penikmat mangut kepala manyung, Rozaq asal Solo, mengakui kuliner ini sangat enak. Bumbunya meresap, kuahnya pedes, dan tidak bau amis khas bau ikan. Sama sekali tidak ada.

“Enak sekali, pedesnya juga sedeng tidak terlalu pedes. Begitu kita nikmati, bikin tubuh gembrobyos jadi sehat,” kata Rozaq.

Pembeli lain, Dewi, setali tiga uang. Meskipun baru pertama kali menikmati kuliner ini, ia merasa cocok dengan cita rasanya. Bikin nagih.

“Kuliner kepala ikan manyung seperti ini, tidak ada di Klaten. Nah, kalau ingin kulineran yang tak biasa, RM JR ini paling cocok, rasanya maknyus. Meskipun kepala ikan, dagingnya ternyata banyak sekali,” ujar Dewi asli Klaten ini.

Saat Ramadan tiba, Rio menambahkan, yang ingin mangut bisa pesan terlebih dahulu. Agar bisa disiapkan untuk buka puasa bersama.

Selain kulineran, pengunjung juga bisa berbelanja di minimarket sebelahnya. Berbagai kebutuhan sehari-hari dan camilan kemasan, ada di sini.

“Kami, saya dan suami memang sepakat membuka rumah makan dan minimarket seperti ini. Sekali singgah, pengunjung bisa berbelanja sekaligus,” kata Rio.

Sang suami, Juremi, awalnya membuka usaha penggilingan batu dan pasir lereng Merapi, yang lokasinya di depan rumah makan. Usaha tersebut sudah ia jalani belasan tahun. Kini keduanya mengembangkan usaha kuliner. (Hasna)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini