Machmud sedang borong jajanan.(Foto:TM/Hasna)

SUKOHARJO(TERASMEDIA.ID)– Berbagai cara dilakukan untuk mengucapkan rasa syukur. Salah satunya, dengan memborong kuliner UMKM dan dibagikan kepada khalayak.

Itulah yang dilakukan Machmud Lutfi Huzain, salah satu Caleg Golkar yang mengantongi suara banyak di Dapil 1 Sukoharjo.

Aksi borong tersebut, dilakukan Machmud pada Minggu sore (17/03/2024), menjelang berbuka puasa di stand Kampoeng Ramadan Gedung P3D (eks gedung lowo) Proliman Sukoharjo Kota.

Machmud yang didampingi timnya, memborong puluhan aneka minuman cup, gorengan, snack, dan lain-lain.

Kuliner hasil memborong tersebut, lalu dibagikan kepada warga pengguna jalan dan para kusir dokar yang mangkal di sebelah Timur Alun-alun Sukoharjo.

Machmud mengatakan, selain sebagai rasa wujud syukur karena dirinya berhasil duduk sebagai calon anggota DPRD Sukoharjo, sekaligus sebagai bentuk dukungan terhadap UMKM Sukoharjo agar semakin menggeliat.

“Ini sebagai bentuk rasa terimakasih saya kepada seluruh masyarakat yang kemarin telah berpartisipasi dan datang ke TPS untuk memberikan suara saya, sehingga periode ini saya bisa menjadi calon anggota dewan sambil menunggu penetapan dari KPU,” kata Machmud.

Pemilik brand kopi Mbah Man ini menambahkan, selain itu, aksi borong UMKM ini sekaligus sebagai doa dan pengingat dirinya, agar niat tetap lurus, tidak melenceng dari cita-cita dan visi misi pada saat kampanye.

Machmud berjanji, aksi borong sebagai bentuk dukungan kepada UMKM di Sukoharjo, akan terus dia lakukan secara berkala, di lokasi yang berbeda.

Selain itu, sebagai pengusaha muda yang sudah banyak makan asam garam kehidupan, juga membuka diri sebagai konsultan gratis bagi pelaku usaha, agar lebih berkembang.

Machmud beranggapan, UMKM yang menjadi penyangga ekonomi kerakyatan, belum dipihaki oleh pemerintah secara maksimal.

“Kita ini banyak yang salah dalam pengelolaan UMKM sejak awal. Hal itu disebabkan karena minimnya pengetahuan dan bentuk perhatian dari pemerintah yang kurang tepat,” ujar Machmud.

Ia mencontohkan, untuk pinjaman kredit usaha rakyat, bunganya memang rendah. Namun angsuran pertama langsung pokok.

“Artinya, usaha baru mulai, produk belum laku, namun sudah harus mengembalikan angsuran pokok. Apa yang terjadi? Modalnya jadi tergerus. Bisa jadi hutang lunas namun produk habis untuk membayar hutang. Itu contoh perhatian tapi kurang tepat,” pungkas Machmud.(Hasna)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini